
Pelemahan harga batu bara disebabkan melimpahnya pasokan, terutama untuk kawasan Eropa. Negara-negara di kawasan tersebut sudah mengejar pasokan pada April dan Mei sebelum larangan impor pada 10 Agustus mendatang.
Akurasi.id, Jakarta – Harga batu bara dalam enam hari terakhir kian melemah. Penurunan harga si batu hitam ini sudah terjadi dalam enam hari perdagangan secara beruntun, sejak 7 Juni lalu. Setelah, komoditas tersebut terbang tinggi pada akhir Mei hingga awal Juni.
Pada perdagangan Selasa (14/6/2022), harga batu bara kontrak Juli di pasar internasional ditutup di harga US$ 330,75 per ton. Melemah 1,85% sekaligus jadi yang terendah sejak 3 Mei.
Dalam sepekan, harga batu bara sudah anjlok 10,4% secara point to point, sementara dalam sebulan jatuh 8,6%. Dalam setahun, harga batu bara masih melesat 173,3%.
Pelemahan salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia ini disebabkan melimpahnya pasokan, terutama untuk kawasan Eropa. Negara-negara di kawasan tersebut sudah mengejar pasokan pada April dan Mei sebelum melarang impor batu bara mulai 10 Agustus mendatang.
Melansir dari Argus Media, pasokan batu bara pada pelabuhan Amsterdam-Rotterdam-Antwerp (ARA) Eropa naik menjadi 6,4 juta ton per 12 Juni 2022. Pasokan meningkat karena pengiriman yang terus menerus serta melandainya penggunaan batu bara.
Hal tersebut juga terjadi pada pelabuhan ARA juga meningkat selama 13 hari secara beruntun hingga 12 Juni. Pasokan pada terminal EMO-salah satu terminal muatan terbesar pada pelabuhan Rotterdam- naik 200.000 ton menjadi 3,9 juta ton. Jumlah tersebut mendekati 4,1 juta ton yang tercatat pada Maret 2019.
Pasokan Batu Bara Eropa Terus Meningkat, Minta Importir Batalkan Pengiriman
Sementara itu pada terminal OBA naik 100.000 ton menjadi 1,7 juta ton, atau tertinggi sejak November 2020.
Pasokan batu bara pada pelabuhan ARA tersebut meningkat drastis sejak 20 Maret lalu. Dengan terus datangnya pengiriman, pasokan batu bara pada pelabuhan ARA kini ada di atas rata-rata lima tahunnya.
Kapasitas penyimpanan batu bara pada salah satu pelabuhan ARA bahkan sudah melewati batas maksimal. Importir kini diminta untuk membatalkan pengiriman karena pelabuhan tidak cukup untuk menampung atau mengatur jadwal kedatangan.
Selain pengiriman impor yang terus berdatangan, pasokan meningkat karena melemahnya permintaan dari kawasan Eropa. Pembakaran batu bara di Eropa bagian barat laut turun dalam dua bulan beruntun pada April dan Mei.
Penggunaan batu bara harian di Jerman tercatat 3,2 Giga Watt (GW) pada 1-13 Juni, 34 pc lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu. Sebaliknya, penggunaan tenaga surya meningkat.
Pelemahan harga batu bara juga masih terkena imbas kenaikan kasus Covid-19 di China. Kenaikan kasus membuat pelaku pasar khawatir jika Negara Tirai Bambu kembali akan mengunci wilayah Shanghai dan Beijing.
China melaporkan tambahan kasus baru sebanyak 230 pada Senin (13/6/2022), naik 220 dibandingkan pada hari sebelumnya. China merupakan konsumen terbesar batu bara di dunia sehingga perkembangan di negara tersebut akan sangat mempengaruhi harga batu bara. (*)
Sumber: Cnbc Indonesia
Editor: Devi Nila Sari