Trending

Dilema Kaltim Steril, Dianggap Cara Terbaik namun UMKM Menjerit

Loading

Dilema Kaltim Steril, Dianggap Cara Terbaik namun UMKM Menjerit
Bontang Kuala salah satu destinasi wisata warga Bontang. (Rezki Jaya/Akurasi.id)

Pelaku UMKM menjelaskan mereka dibuat dilema dengan adanya kebijakan Kaltim Steril. Mereka harus putar otak ekstra dengan kebijakan itu, apalagi dengan tidak adanya kompensasi apapun dari pemerintah dengan adanya penutupan aktivitas di akhir pekan.

Akurasi.id, Bontang – Diterapkannya Kaltim Steril membuat para pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terpaksa menutup dagangannya di Sabtu dan Minggu. Bak dilema Kaltim Steril, dianggap jalan terbaik, namun kebijakan tersebut juga membuat para pemilik UMKM mengalami kerugian dari segi pendapatan, mengingat potensi pelanggan yang berkunjung mayoritas pada akhir pekan.

Hal ini dirasakan oleh Asna selaku pemilik Rumah Makan Bolang, di Bontang Kuala. Dia merasakan kerugian akibat menutup dagangannya di akhir pekan. Perempuan berusia 50 tahun itu merasa ini adalah musibah yang harus dijalani bersama. Dan kebijakan yang dilakukan pemerintah adalah jalan terbaik untuk bersama, walaupun secara omzet sangat menurun

“Saya sendiri sempat protes saat peraturan pemerintah yang PPKM waktu itu, tetapi mungkin ada hikmah di balik musibah ini, saya diajarkan lebih bersabar lagi,” kata Asna saat ditemui Akurasi.id, Selasa (9/2/2021).

Jasa SMK3 dan ISO

Asna merasa kasihan dengan karyawannya, lantaran jika rumah makannya harus ditutup di Sabtu dan Minggu, pemasukan jelas berkurang. “Yang diharapkan oleh semua penjual di kawasan sini konsumen naik di Sabtu dan minggu, tetapi malah tutup. Cuma untuk usaha saya ini, kadang Sabtu Minggu juga sepi sementara ramai di hari lain. Ya itulah rezeki sudah ada yang atur,” bebernya.

“Sebelum pandemi, omzet saya bisa mencapai Rp5 juta sampai Rp6 juta per hari, semenjak pandemi penghasilan menjadi Rp1 sampai Rp2 juta, ditambah aturan PPKM dan Kaltim Steril yang harus tutup di Sabtu dan Minggu, pasti ada penurunan di situ. Insyaallah kebijakan ini terbaik untuk masyarakat Bontang,” tambahnya.

Tetapi Asna percaya kebijakan pemerintah baik provinsi maupun kota merupakan jalan terbaik untuk mengurangi kasus positif Covid-19 yang makin meningkat.

Di lain sisi, Erma selaku pemilik UMKM Minuman Kita yang juga berada di Bontang Kuala turut merasakan turunnya penghasilan. Dia mengakui dagangannya cukup ramai pengunjung di Sabtu dan Minggu, tetapi dengan adanya kebijakan Kaltim Steril tersebut, memaksa dia untuk menutup dagangannya.

“Kami rakyat biasa hanya ikut peraturan pemerintah saja, mungkin ini kebijakan terbaik untuk saya dan warga Bontang yang lainnya. Ya semoga pandemi ini cepat berlalu,” harapnya.

Bukan hanya pedagang yang merasakan dampak, pengunjung juga merasakan hal tersebut, mengingat Bontang Kuala menjadi salah satu destinasi wisata lokal di Bontang.

Adit yang merupakan warga Kelurahan Tanjung Laut menganggap kebijakan dari pemerintah provinsi maupun kota sudah yang terbaik. “Saya ikut saja apa yang diperintahkan, kalau memang harus Sabtu dan Minggu di rumah saja, masih ada alternatif lain mungkin di hari Jumat baru nikmati suasana sore di Bontang Kuala,” ucapnya.

Senada dengan Adit, Yanto yang merupakan warga Kelurahan Berebas Tengah merasa ini sudah jalan terbaik yang diberikan oleh pemerintah. “Harapan saya semoga dengan adanya kebijakan ini, angka positif Covid-19 bisa berkurang atau bahkan hilang di Bontang. Agar bisa beraktivitas layaknya normal lagi,” tutupnya. (*)

Penulis: Rezki Jaya
Editor: Rachman Wahid

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button