Kesehatan

Buat Anak Lebih Tangguh dengan Belajar dari Kegagalan

Loading

 Buat Anak Lebih Tangguh dengan Belajar dari Kegagalan
Kemampuan anak menghadapi situasi kegagalan akan menjadikan mereka lebih tangguh. (kompas.com)

Akurasi.id — Kegagalan bukanlah sesuatu yang buruk. Apalagi jika kita mampu mengelola kondisi tersebut dengan baik, niscaya akan membuat kondisi terbalik menjadi sesuatu yang baik pula untuk kita.

baca juga: Atta  dan  Aurel  Berencana Nikah  di  Stadion  GBK ,  Budget  Katering  Sentuh  Angka  25  Miliar

Pun sama halnya jika upaya pembelajaran menghadapi kegagalan tersebut kita terapkan pada anak. Mampu jadi kesempatan untuk anak belajar dari pengalaman sehingga ia tumbuh menjadi pribadi yang lebih tangguh.

Sebagai orangtua kita perlu bersikap lebih longgar terhadap kegagalan anak. Ada kalanya kita juga membantu dan memberi dorongan semangat agar mereka tidak patah semangat untuk bangkit lagi.

Jasa SMK3 dan ISO

Untuk itu, pertimbangkan beberapa hal berikut untuk mengajarkan anak bangkit dari kegagalan yang dialaminya.

  1. Dorong keterampilan pemecahan masalah

Ketika anak merasa bahwa tidak dapat menyelesaikan masalah dan merasa gagal, jangan selalu langsung “menyelamatkan mereka”.

Contoh kecil misalnya mereka memecahkan mainan teman atau adiknya, jangan buru-buru  menggantinya.

Tanyakan pada anak, “kira-kira bagaimana perasaan teman atau adik kamu? Apa yang bisa kamu lakukan untuk menggantinya? Bagaimana cara kamu menyelesaikan masalahnya?”

“Mengajak anak untuk merenungkan masalah itu memang butuh waktu, tetapi bisa jadi kesempatan bagi anak untuk belajar menyelesaikannya. Ini juga dapat mengembangkan kepercayaan diri dan penilaian moral anak,” kata  Rebecca Han, spesialis program senior di Odyssey the Global Preschool, seperti dilansir dari Asiaone.

  1. Mengelola ekspektasi

Orangtua tidak selalu ada untuk menghibur dan berada di samping sang anak setiap kali mengalami kegagalan. Namun, hal ini justru akan membantu anak mengelola ekspektasi dan belajar cara mengatasi kegagalan.

Hal-hal yang tidak terduga dan tidak menyenangkan mungkin akan terjadi, dan orangtua tentu tidak dapat mencegahnya. Sekalipun segala sesuatu tidak berjalan sesuai rencana, anak akan memahami dan belajar bahwa kekecewaan adalah bagian dari kehidupan.

iklan-mahyunadi-MAJU-KUTIM-JAYA

  1. Jadilah teladan yang baik

Bagaimana sikap kita sebagai orangtua menangani kegagalan adalah penting.  Karena anak prasekolah akan mengamati setiap gerakan dan aktivitas orangtuanya.

Jika orangtua menunjukkan tanda-tanda ketidakmampuan untuk mengatasi stres, anak akan memperhatikan.

“Jelaskan bahwa tidak apa-apa untuk gagal dan membuat kesalahan dengan memperlihatkan bagaimana orangtua pun juga bisa gagal,” kata Rebecca. (*)

Sumber: Kompas.com
Editor: Yusva Alam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button