Bontang Terapkan New Normal, Anggota DPRD Ini Minta Masyarakat Jangan Teledor


Akurasi.id, Bontang – Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang saat ini tengah menggaungkan pola hidup normal baru atau New Normal. Terhitung sejak hari ini, Jumat (29/5/20) seluruh tempat ibadah, kedai kafe, dan pusat perbelanjaan telah diperbolehkan kembali beroperasi seperti biasa.
Dibukanya kembali tempat umum tersebut diikuti dengan syarat, yakni masyarakat harus menerapkan protokol kesehatan. Di antaranya warga mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. Sedangkan tempat ibadah dan kafe diimbau untuk menyediakan tempat cuci tangan.
Meski tempat ibadah dan kafe mulai dibuka, dari sisi pendidikan Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni masih belum berani mengambil keputusan untuk para peserta didik agar dapat kembali belajar di sekolah atau tetap belajar di rumah saja.
Menanggapi hal ini, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bontang Muhammad Irfan meminta wali kota untuk menganalisa kembali untuk dibukanya kembali sektor pendidikan. Mengingat untuk anak-anak tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) ke bawah seperti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) tentunya sangat riskan dalam menularkan dan membawa virus untuk orangtua yang ada di rumah.
“Ya jangan sampai nantinya ada klaster baru, bukan dari orangtua namun dari anaknya mengingat anak-anak susah untuk diprediksi dan belum memahami tentang protokol kesehatan. Ditakutkan nantinya anak-anak ini yang membawa virus dan menularkan kepada orangtua di rumah,” ujar anggota Komisi I DPRD Bontang ini.
Politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini menganggap dengan dibukanya berbagai pusat perbelanjaan dan kafe di Kota Taman –sebutan Bontang-, dia mengimbau kepada masyarakat untuk menganggap enteng bahkan mengira Covid-19 telah hilang. Apalagi jika sampai melupakan protokol kesehatan yang telah dianjurkan Pemkot Bontang.
“Saya minta kepada masyarakat, khususnya para pemilik pusat perbelanjaan dan cafe dengan diberlakukannya New Normal jangan membuat kita gegabah dengan melupakan protokol kesehatan karena lebih baik mencegah daripada harus mengobati,” tuturnya.
Kata Irfan, dengan diberlakukannya New Normal sudah tentu memiliki risiko tersendiri. Akan tetapi dirinya meyakini jika langkah yang diambil Pemkot Bontang ini tentu telah menyiapkan diri ketika kedepannya terjadi hal yang tidak diinginkan. Misalnya terjadi lonjakan jumlah pasien nantinya.
“Pemkot Bontang pastinya mengambil langkah ini tentunya telah melihat jika kondisi Bontang sudah mulai membaik sehingga mengambil langkah New Normal,” bebernya.
“Masyarakat juga jangan menganggap enteng dengan keluar rumah tidak memakai masker, melakukan perkumpulan dan lainnya. Karena diberlakukannya New Nomal bukan berarti virus ini sudah hilang,” tegasnya. (*)
Penulis: Jisa
Editor: Suci Surya Dewi