News

Dikira Sedang Tidur, Bayi Usia 7 Hari di Samarinda yang Lahir Prematur Ternyata Sudah Meninggal Dunia

Loading

Dikira Sedang Tidur, Bayi Usia 7 Tahun di Samarinda yang Lahir Prematur Ternyata Sudah Meninggal Dunia
Tampak ibu korban yang dibuat kaget setelah bayinya yang lahir prematur ternayat sudah meninggal setelah dia tinggal tidur. (Muhammad Budi Kurniawan/Akurasi.id)

Dikira Sedang Tidur, Bayi Usia 7 Hari di Samarinda yang Lahir Prematur Ternyata Sudah Meninggal Dunia. Setelah menangis semalaman, paginya bayi yang telah berhenti menangis itu dikira tertidur. Namun ternyata telah meninggal dan baru diketahui pada siang hari.

Akurasi.id, Samarinda – Seorang bayi yang lahir secara prematur berusia 7 hari ditemukan meninggal dunia di rumahnya yang berada di Jalan Pelabuhan, Kelurahan Pelabuhan, Kecamatan Samarinda Kota, pada Senin (28/6/2021) pukul 14.35 Wita.

Peristiwa itu pun membuat warga sekitar geger, lantaran diketahui di dalam rumah sang ibu bayi berinisial DS (22) berada di dalam rumah. “Katanya meninggal jam 6 pagi tadi, tapi ibunya baru mengetahui anaknya meninggal pada pukul 11.00 Wita,” jelas Maya salah seorang tetangga DS saat ditemui di lokasi kejadian.

Sang ibu, DS mengatakan, bahwa saat kejadian dirinya sedang tidur di loteng, dan mengira bayinya sedang tertidur lelap. “Saya kira tidur, dan memang semalaman bayi saya nangis terus, jadi setelah saya menjaga sampai subuh, dan dia (bayi) tidur, saya tinggal tidur di loteng,” ucap DS dengan berlinang air mata.

Jasa SMK3 dan ISO

Kepada media ini, DS yang telah memiliki 5 orang anak itu, mengatakan saat melahirkan anak kelimanya memang mengaku kalau bayinya dinyatakan kelainan (prematur) oleh bidan setempat, yang membantu persalinan kala itu di dalam rumahnya yang berkuruan 2,5 x 2,5 meter.

“Cuman 7 bulan saya mengandung, dan kondisinya memang kecil dan perutnya membesar, dan badannya berwana hitam,” jelasnya.

Kondisi keluarga DS yang kekurangan, membuat ia tak mampu berbuat apa-apa dengan kondisi anaknya yang terlahir prematur. Ditambah DS seorang janda lantaran telah lama ditinggal suaminya. Yang lebih mirisnya lagi, ari-ari sang bayinya yang belum diberikan nama itu hanya digantungan di atas pohon di depan rumah.

Beruntung, Tim Inafis Polresta Samarinda dan relawan, yang mendapatkan informasi tersebut langsung mendatangi lokasi guna membantu mengurus pemakaman anaknya.

“Karena keluarga ini tidak mampu, kami bantu proses pemakamannya, itu juga kami lakukan  dengan persetujuan keluarga dan pihak RT setempat. Rencana hari ini juga kami lakukan pemakaman di TPU Kenangan 7,” ucap Kasubnit Inafis Polresta Samarinda, Aipda Harry Cahyadi.

Selain itu, melihat kondisi sang bayi, pihaknya menduga bahwa bayi malang tersebut meninggal lantaran menderita sakit, lantaran lahir dalam kondisi prematur. “Tidak ada tanda-tanda kekerasan, kami duga bayi meninggal lantaran menderita sakit,” tandasnya. (*)

Penulis: Muhammad Budi Kurniawan
Editor: Dirhanuddin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button