
Ibu kota Thailand, Bangkok bakal berubah nama menjadi Krung Thep Maha Nakhon. Bangkok bakal berubah nama ini setelah Kantor Royal Society Thailand (ORST) mengumumkan perubahan nama tersebut.
Akurasi.id, Jakarta – ORST mengumumkan perubahan nama resmi ibu kota Thailand, dari Bangkok menjadi Krung Thep Maha Nakhon. Meski demikian, nama Bangkok masih terpakai.
Nama resmi Bangkok, Krung Thep Maha Nakhon belum berlaku efektif. Pemberlakuan ini setelah komite yang bertugas memeriksa rancangan Undang-Undang menyetujuinya.
Membuat keputusan ini setelah kabinet menyetujui draf pengumuman Kantor Perdana Menteri Thailand pada Selasa (15/2). Dalam rancangan ini, ORST mengajukan pembaruan terkait nama negara, wilayah, zona administratif, dan ibu kota, mengutip dari Bangkok Post.
Dalam pengumuman kantor perdana menteri, komite ORST memperbarui penyebutan negara, wilayah, zona administratif, dan ibu kota agar sesuai dengan situasi saat ini.
Panel itu kemudian mengusulkan penyebutan tersebut ke kantor perdana menteri untuk membuat pengumumannya.
Juga Perbaharui Penyebutan Wilayah Lain
Selain penyebutan Bangkok, ORST juga memperbarui beberapa penyebutan wilayah lain, seperti kata Rome dan Roma untuk ibu kota Italia.
Komite ini juga mengubah penyebutan ibu kota Myanmar dari Yangon ke Nay Pyi Taw, pun juga perubahan sebutan dari Kerajaan Nepal menjadi Republik Demokrasi Federal Nepal.
Nama Bangkok secara resmi terpakai sejak November 2001 usai ORST mengumumkan. Kata itu berasal dari daerah lama Bangkok, yang sekarang menjadi bagian dari wilayah metropolitan distrik Bangkok Noi dan Bangkok Yai.
Secara historis, menggunakan nama tersebut sudah sering.
Dapat Kritik dari Warga Thailand
Warga Thailand Kritik Bangkok Ganti Nama Jadi Krung Thep Maha Nakhon.
Beberapa warga di Thailand mengkritik perubahan nama Bangkok menjadi Krung Thep Maha Nakhon. Sejumlah orang menilai penyebutan nama Bangkok lebih mudah, terlebih untuk masyarakat asing.
Di unggahan Facebook, Somkiat Osotsapa, mantan pengajar bidang ekonomi di Universitas Chulalongkorn menuturkan, masyarakat asing mengenal ibu kota Thailand sebagai Bangkok.
“Bangkok, singkatannya BKK, adalah merek negara. Butuh beberapa dekade sebelum nama Bangkok diakui oleh negara lain. Sebut saja versi panjangnya kepada orang asing dan beri mereka ejaan dan lihat bagaimana mereka akan bereaksi,” kata Osotsapa, mengutip dari Bangkok Post.
Sementara itu, mantan wakil pemimpin partai Kla, Prompong Yamarat, menilai penggunaan nama Bangkok dan Krung Thep Maha Nakhon dapat bergantian.
Di mata warga negara asing, lebih mudah mengatakan nama Bangkok daripada Krung Thep Maha Nakhon. Menurut Nang Mwe Phaung, seorang murid asal Myanmar yang kuliah di Thailand, kedua nama tersebut dapat membuat komunikasi antara warga Thailand dengan warga asing lebih sulit.
Chyuo Tan, seorang guru dari Singapura, menilai kata Bangkok yang seharusnya digunakan di komunitas internasional, mengingat banyak warga asing yang tak bisa mengucapkan nama panjang kota itu.
Selain itu, murid asal Malaysia di Thailand, Artiya Wan, mengatakan kata Bangkok lebih singkat, mudah diucapkan, dan mudah diinget warga asing.
Ashit Khatun, pekerja dari Bangladesh juga menuturkan meski warga lokal mengetahui Bangkok sebagai Krung Thep Maha Nakhon, biasanya mereka mengucapkannya dengan cara yang lebih pendek, yakni Krung Thep.
Seperti diketahui, Kantor Royal Society Thailand (ORST) mengumumkan perubahan nama resmi ibu kota Thailand, dari Bangkok menjadi Krung Thep Maha Nakhon.
Meski demikian, nama resmi Bangkok, Krung Thep Maha Nakhon, masih belum berlaku efektif. Pemberlakuan ini dilakukan setelah komite yang bertugas memeriksa rancangan Undang-Undang menyetujuinya. (*)
Sumber: CNNIndonesia.com
Editor: Redaksi Akurasi.id