Trending

Antisipasi Covid-19, Masjid Islamic Center Samarinda Pilih Tetap Tak Laksanakan Salat Jumat

Loading

Masjid Islamic Center Samarinda
Masjid Islamic Center Samarinda memilih tetap tidak melaksanakan salat Jumat dan menggantinya dengan salat Zuhur. (Dirhan/Akurasi.id)

Akurasi.id, Samarinda – Jumat, 15 Mei 2020, suasana Masjid Baitul Muttaqien atau yang lebih dikenal dengan Masjid Islamic Center Samarinda tampak lenggang. Biasanya, setiap pukul 12.00 Wita, umat Islam berbondong-bondong datang ke tempat tersebut untuk menunaikan salat Jumat.

baca juga: Kejamnya Corona, 90 Persen Penjualan UMKM Anjlok, 49 Persen Karyawan di PHK

Namun sejak wabah virus corona baru atau Covid-19 merebak di Kaltim, khususnya Samarinda pada Maret lalu, Masjid Baitul Muttaqien sudah tidak pernah lagi melaksanakan salat Jumat.

Sebagai gantinya, pengurus masjid hanya melaksanakan salat Zuhur. Dengan catatan, jemaah yang datang salat, wajib mengikuti aturan physical distancing, yakni dengan tetap menjaga jarak saat melaksanakan salat.

Jasa SMK3 dan ISO

Kondisi itu tampak saat media ini mengikuti salat Zuhur di Masjid Baitul Muttaqien, Jumat siang tadi. Semula, wartawan media ini hendak mengecek dan mengikuti apakah di Masjid Islamic Center Samarinda sudah membuka pelaksanaan salat Jumat atau tidak, namun ternyata pengurus masjid memilih untuk meniadakan sementara salat Jumat.

Zaki Nur (15) salah seorang jemaah, awalnya hadir ke Masjid Islamic Center dengan niat untuk mengikuti salat Jumat, namun dia terpaksa harus berbesar hati karena tidak dapat mengikuti salat Jumat. Sebagai gantinya, dia memutuskan mengikuti salat Zuhur berjemaah yang dilaksanakan di masjid tersebut.

“Tadi saya diajak Bapak untuk salat Jumat. Sampainya di masjid ini ternyata belum membuka salat Jumat. Sedih sebenarnya. Apalagi ini momen bulan Suci Ramadan,” ucapnya.

Warga Jalan Suwandi, Gunung Kelua, Samarinda Ulu ini mengaku, pelaksanaan puasa Ramadan tahun ini terasa sangat berbeda. Ibadah salat Jumat yang rutin dilaksanakan setiap pekannya kini ditiadakan di hampir semua masjid sebagai imbas Covid-19.

“Salat Jumat inikan sebuah kewajiban dan rutin dilaksanakan setiap pekannya. Kalau tidak ikut salat Jumat, apalagi saat Ramadan seperti ini, terasa ada yang hilang,” ucapnya.

Selayaknya masyarakat pada umumnya, Zaky pun merasa khawatir dengan wabah Covid-19. Keinginannya datang salat Jumat di Majid Islamic Center, sedikit dia pertimbangkan, karena di masjid ini menerapkan physical distancing.

“Kalau dibilang khawatir, pastinya ada rasa khawatir. Tapi karena ini Ramadan, saya ingin melaksanakan ibadah salat Jumat. Semoga wabah ini cepat berlalu,” tuturnya dengan wajah terbalut masker.

Hal senada juga diutarakan Rudy (49). Pria yang juga tinggal di daerah Gunung Kelua itu berujar, sebelum memutuskan salat Zuhur di Masjid Islamic Center, dia sempat berkeliling ke beberapa masjid untuk melihat apakah ada yang melaksanakan salat Jumat atau tidak.

Namun setelah berkeliling, Rudy tidak mendapati adanya masjid yang melaksanakan salat Jumat. Sehingga dia memutuskan untuk mengikuti salat Zuhur berjemaah di Masjid Islamic Center.

“Kalau tidak mengikuti salat Jumat itu, terasa ada yang kurang. Apalagi pada saat Ramadan. Puasa terasa sangat berbeda sekali. Ditambah lagi salat Tarawih juga sudah ditiadakan sementara waktu,” tuturnya.

Menurutnya, salat Jumat hingga Tarawih di bulan Suci Ramadan, sudah menjadi sesuatu yang sangat melekat. Ketika kedua hal itu tidak ada, maka pelaksanaan puasa Ramadan tahun ini, begitu terasa berbeda dan hampir seakan tidak terasa.

“Salat Jumat dan Tarawih inikan sangat letak dengan bulan Ramadan. Dan itu menghadirkan suasana keagamaan yang begitu kental dan terasa. Saya ke Islamic Center ini tadinya berharap ada salat Jumat,” ucapnya.

Layaknya masyarakat pada umumnya, Rudy pun tetap merasa khawatir dengan wabah Covid-19. Dia menyadari di tengah pandemi ini, sulit mengenal siapa yang terpapar Covid-19 dan yang tidak.

“Rasa khawatir sudah pastinya ada. Karena kita tidak tahu siapa yang jadi korban dan yang terpapar corona. Karena memang tidak bisa dideteksi. Hanya saja, salat di rumah itu, terasa sangat berbeda dengan salat berjemaah di masjid. Makanya saya coba datang ke masjid ini untuk salat Jumat,” katanya.

Karenanya, dia berharap, wabah Covid-19 dapat segera berlalu. Sehingga pelaksanaan salat Jumat dan ibadah yang dilaksanakan berjemaah dapat dilaksanakan secara rutin lagi di masjid-masjid di Samarinda. Termasuk untuk pelaksanaan salat Idulfitri nantinya.

“Untuk salat Idulfitri, saya tentunya berharap bisa dilaksanakan, tetapi karena ada wabah Covid-19, saya mengikuti kemaslahatan bersama saja. Saya berdoa semoga wabah ini cepat berakhir,” tandasnya. (*)

Penulis/Editor: Dirhanuddin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button