Terbongkarnya Grup WhatsApp Remaja Belasan Tahun, Jadi Ladang Pertukaran Foto Bugil hingga Ajakan Seks


Terbongkarnya grup WhatsApp remaja belasan tahun, jadi ladang pertukaran foto bugil hingga ajakan seks. Terungkapnya grup chat cabul ini setelah salah satu orang tua dari anggota grup itu melakukan penyadapan atas WhatsApp anaknya.
Akurasi.id, Samarinda – Dengan emosi yang memuncak, seorang ibu datang berjalan dengan penuh ketergesa-gesaan menuju kantor Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) Pelita di Kecamatan Samarinda Kota, Samarinda. Pada Senin malam itu (8/2/2021), wanita paruh baya itu membawa segudang sumpah serapah dan kekesalan.
Setibanya di kantor FKPM Pelita, dia pun langsung mencurahkan seluruh isi kepala. Dia melaporkan kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami anaknya sebut saja Bunga (14) yang dilakukan remaja berinisial AD (21) melalui pesan singkat WhatsApp dan media sosial Facebook pada Senin malam (8/2/2021).
Padahal Bunga dan AD baru sehari kenal lewat grup WhatsApp. Namun entah apa yang membuat AD dengan tanpa pikir panjang langsung merayu meminta foto pribadi Bunga tanpa busana. Bunga yang masih polos itu pun tanpa sadar termakan rayuan AD dan mengirimkan foto kemaluannya kepada AD.
Beruntungnya Bunga yang menyadari kesalahannya itu, langsung menghapus foto yang tidak senonoh itu. Akan tetapi AD yang tak kehabisan akal kembali mencoba menghubungi Bunga melalui akun Messenger Facebook dan mengirimkan foto kemaluannya untuk menggoda Bunga.
Hal itulah yang membuat Ibu Bunga emosi lalu melaporkan tindakan AD ke pos FKPM Pelita. Dari penuturan Ibu Bunga kepada Akurasi.id, awal mula mengetahui kejadian tersebut, dirinya sudah lebih dahulu menyadap WhatsApp anaknya Bunga.
“Untung saja mas saya sadap (WhatsApp-nya), kalau enggak mungkin anak saya ini sudah di rayu dan diajak hal-hal yang tidak senonoh oleh dia (AD),” ucap Ibu Bunga dengan wajah memerah kepada wartawan Akurasi.id, Senin (8/2/2021).
Sementara itu, kepada petugas FKPM Pelita, AD pun menerangkan, ia baru pertama kali meminta foto nyeleneh itu kepada wanita. Dari pengakuannya pun hanya untuk mengoleksi.
“Nomor dia (Bunga) dapat di grup pak, terus saya hubungi dan saya minta foto barangnya (kemaluannya), untuk saya simpan,” jelas pemuda 21 tahun itu.
Setelah dilakukan pengecekan, di dalam grup WhatsApp tersebut, ternyata diketahui tidak hanya Bunga dan AD saja yang mengirimkan foto tidak senonoh itu. Ternyata grup itu menjadi ladang bagi para anak-anak yang rata-rata masih berusia di bawah umur itu untuk melakukan pertukaran foto bugil.
“Saat kami tanyakan ke Bunga, dia katanya diajak temannya untuk masuk ke grup itu, dan memang isi grup itu banyak foto-foto tidak senonoh dari teman-teman Bunga,” ungkap Ketua FKPM Pelita, Marno Mukti. “Hampir semua yang ada di grup itu anak di bawah umur, saat ini kami masih mencari keberadaan teman-teman Bunga,” sambungnya.
Lebih lanjut, Marno menerangkan, dari hasil mediasi pihak Ibu Bunga memilih akan melanjutkan kasus tersebut ke jalur hukum. Lantaran tidak ingin adanya Bunga-Bunga yang lain yang jadi korban dari tindakan cabul itu.
“Mediasi ini akan dilanjutkan besok (Selasa, 9 Februari 2021) di PPA Polres Samarinda, lantaran korban ingin dilanjutkan ke jalur hukum,” tutupnya.
Dihubungi terpisah, Kanit PPA Polres Samarinda, Iptu Teguh Wibowo menjelaskan, pihaknya belum menerima laporan terkait kasus tersebut. “Belum ada terima laporan, namun jika ada akan kami proses, atau melakukan mediasi,” jelasnya saat dihubungi, Selasa (9/2/2021).
Teguh mengingatkan kepada para orang tua untuk dapat mengawasi dan memantau pergaulan anak mereka, agar kenakalan remaja dapat dihindari. “Pentingnya orang tua mengawasi anak-anak mereka, lantaran hal seperti itu, biasanya terjadi karena kurangnya pantauan,” tutupnya. (*)
Penulis: Muhammad Budi Kurniawan
Editor: Dirhanuddin