PeristiwaTrending

Viral Dokter RSUD Sekayu Dimarahi dan Dipaksa Lepas Masker oleh Keluarga Pasien, IDI Desak Proses Hukum

IDI Sumsel Serukan Penegakan Hukum atas Kekerasan terhadap Tenaga Medis

Loading

Akurasi.id – Sebuah video yang memperlihatkan seorang dokter di RSUD Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, dimarahi dan diintimidasi oleh keluarga pasien viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi pada Selasa (12/8/2025) pagi di ruang perawatan rumah sakit tersebut.

Dalam rekaman berdurasi 1 menit 5 detik, terlihat keluarga pasien mendatangi dr Syahpri Putra Wangsa, SpPD, K-GH, FINASIM, yang sedang bertugas. Mereka memaksa sang dokter melepas masker medis di hadapan pasien perempuan yang tengah berbaring. Bahkan, masker itu dilepas paksa oleh salah satu keluarga pasien.

Keluarga pasien mempertanyakan penanganan medis terhadap sang ibu yang mengalami hipoglikemia, tekanan darah tidak terkontrol, dan didapati gambaran bercak di paru-paru kanan yang mengarah pada diagnosis tuberkulosis (TBC). Mereka mengkritik langkah pemeriksaan dahak yang dinilai terlalu lama.

Meski mendapat perlakuan kasar dan ucapan bernada tinggi, dr Syahpri tetap bersikap tenang dan sabar. Reaksi profesionalnya menuai pujian publik setelah video tersebut tersebar luas.

Jasa SMK3 dan ISO

Kasubag RSUD Sekayu, Dwi, membenarkan insiden tersebut. Pihak rumah sakit kini tengah mengklarifikasi kronologi dan motif kejadian. “Hari ini akan kami bahas dan rapatkan untuk mengetahui kronologi kejadian dan motifnya,” ujar Dwi, Rabu (13/8/2025).

Menanggapi kejadian ini, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumatera Selatan menyatakan keprihatinan mendalam. Ketua IDI Sumsel, Dr Abla Chanie, SpTHT-KL, Subsp Oto (K), menegaskan segala bentuk penganiayaan, baik verbal maupun fisik, terhadap tenaga medis harus diproses hukum.

“IDI Sumsel sangat prihatin dan menyesalkan tindakan kekerasan terhadap dokter. Segala bentuk penganiayaan harus ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku,” kata Abla.

Abla juga mengingatkan bahwa ketidakpuasan terhadap pelayanan medis seharusnya disampaikan dengan komunikasi yang baik, bukan intimidasi. “Komunikasi sehat antara pasien, keluarga, dan tenaga medis sangat penting demi tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal,” tegasnya.

Kasus ini kini menjadi perhatian publik dan aparat penegak hukum. IDI memastikan akan terus memantau proses hukum terhadap pihak yang melakukan intimidasi.(*)

Penulis: Nicky
Editor: Willy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button