
Akurasi.id – Pada 25 Mei 2003, sebuah pesawat Boeing 727-200 dengan nomor registrasi N844AA hilang secara misterius setelah lepas landas dari Bandara Quatro de Fevereiro di Luanda, Angola. Pesawat yang dimiliki oleh Aerospace Sales & Leasing ini telah tertahan selama lebih dari setahun karena sengketa hukum terkait biaya bandara yang belum dibayar. Namun, pada sore hari tersebut, dua pria tanpa lisensi penerbangan memadai berhasil membawa pesawat tersebut terbang, dan hingga kini keberadaannya masih menjadi misteri.
Kronologi Hilangnya Boeing 727-200
Dilaporkan oleh Aviation Safety Network, dua pria yang menaiki pesawat tersebut adalah seorang pilot pribadi asal Amerika Serikat bernama Ben Padilla dan seorang warga Angola bernama John Mutantu. Meskipun Padilla adalah seorang pilot, ia tidak memiliki sertifikat yang valid untuk menerbangkan Boeing 727-200. Mereka juga diduga bekerja sama dengan seorang mekanik Angola untuk mempersiapkan pesawat yang telah lama tertahan agar bisa kembali mengudara.
Pada sore itu, kedua pria tersebut berhasil membawa Boeing 727-200 ke landasan pacu tanpa seizin menara pengawas. Tanpa menyalakan lampu pesawat maupun transpondernya, pesawat lepas landas mengarah ke barat daya menuju Samudra Atlantik. Setelah itu, pesawat hilang di tengah matahari terbenam dan tidak pernah terlihat lagi.
Spekulasi di Balik Hilangnya Boeing 727
Kasus hilangnya pesawat ini menarik perhatian internasional, terutama di kalangan pejabat pemerintah dan militer Amerika Serikat, karena insiden tersebut terjadi hanya dua tahun setelah tragedi serangan 11 September 2001. Mastin Robeson, pensiunan Jenderal Marinir AS, menyatakan bahwa tujuan dari pencurian pesawat ini tidak pernah jelas. Banyak spekulasi muncul, mulai dari dugaan pencurian untuk asuransi hingga dugaan konspirasi teroris.
Pesawat Boeing 727-200 yang terawat dengan baik ini sebelumnya menghabiskan sebagian besar waktu terbangnya bersama American Airlines, sebelum akhirnya terjerat dalam sengketa kontrak setelah tiba di Angola. Namun, misteri keberadaan pesawat ini semakin dalam karena, hingga saat ini, tidak ada jejak ataupun puing-puing yang ditemukan.
Upaya Pencarian yang Berujung pada Ketidakpastian
Setelah hilangnya pesawat ini, banyak asumsi bahwa pesawat mungkin jatuh di Samudra Atlantik atau mendarat di salah satu landasan pacu yang belum diaspal di wilayah Sub-Sahara Afrika. Namun, meskipun berbagai pihak, termasuk badan intelijen dan penegak hukum Amerika Serikat, terlibat dalam pencarian global, tidak ada petunjuk nyata yang muncul terkait nasib pesawat maupun dua pria yang berada di dalamnya.
Lebih dari dua dekade berlalu, misteri hilangnya Boeing 727-200 masih belum terpecahkan. Hingga saat ini, tidak ada bukti yang mendukung spekulasi bahwa pesawat jatuh di laut ataupun sengaja mendarat di suatu tempat. Kasus ini pun menjadi salah satu misteri penerbangan terbesar di dunia yang belum terungkap.(*)
Penulis: Nicky
Editor: Willy