Kronologis di Balik Kasus Dugaan Hilangnya Bocah 4 Tahun di Sangatta


Akurasi.id, Sangatta – Lini masa media sosial (medsos) di Sangatta, Kutai Timur (Kutim), Selasa (27/8/19) lalu. Musababnya, seorang bocah berusia 4 tahun 6 bulan dikabarkan telah menghilang di Sekolah Dasar (SD) 006, Sangatta Utara, Bukit Pelanggi. Bocah perempuan itu diketahui bernama Nisa.
Beredarnya informasi di lini Facebook itu tak pelak ramai-ramai mendapatkan respons dari warga medsos. Ratusan komentar membanjiri lini medsos. Bahkan sejumlah grup warga dunia maya di Sangatta pun meluapi postingan tersebut.
Sedangkan pihak kepolisian yang mendapatkan warta tersebut cepat-cepat mengambil langkah. Dalam waktu semalam, kepolisian menelusuri jejak keberadaan Nisa. Alhasil, Nisa pun berhasil ditemukan warga di Masjid Al Falah, Perumahan Munthe, Sangatta Utara sekira pukul 05.00 Wita, Rabu (28/8/19).
Kepada Akurasi.id, Nasla, ibu dari bocah tersebut menceritakan, awalnya anak perempuannya pergi bermain di sekitar SD 006 Sangatta Utara. Berselang beberapa jam, Nasla pun dibuat kaget karena mendapati anaknya sudah tidak berada di tempat dia bermain.
Pontang panting Nasla mencari buah hatinya. Satu persatu warga di sekitar tempat anaknya bermain tidak luput ditanyakan. Namun Nasla tidak sedikit pun menemukan anaknya. Khawatir terjadi apa-apa dengan anaknya, dia pun langsung menginformasikan kepada keluarga besarnya.
“Keluarga saya yang cepat membagikan kabar (kehilangan anak saya) ke media sosial. Kami juga langsung melaporkan kehilangan Nisa kepada petugas kepolisian. Alhamdulillah polisi maupun netizen sangat membantu,” sebut dia.
Nasla berujar, anaknya ditemukan di Masjid Al Falah saat jamaag masjid baru saja menyelasaikan salat subuh. Ketika itu, anaknya didapati saat hendak membuka pintu masjid. “Sepertinya ada yang membawa (anak saya) ke masjid,” ucapnya. Namun siapa yang membawa anaknya ke masjid, Nasla mengaku belum tahu. “Semuanya masih terus ditelusuri pihak kepolisian. Saya bersyukur karena anak saya bisa kembali dengan selamat,” kata dia.
Atas kejadian itu, Nasla mengaku kapok membiarkan anaknya bermain sendiri di luar rumah. Selain itu, dia pun berpesan agar para orang tua ekstra ketat mengawasi anak-anaknya saat bermain di luar rumah. “Kita tidak ada yang tahu apa yang bisa terjadi di sekeliling kita. Ini pelajaran untuk saya agar tak lalai mengawasi anak,” tandasnya.
Orang Tua Wajib Perhatikan Lingkungan Bermain Anak
Psikolog anak, Darma Shanti mengatakan, setiap pelaku penculikan bisa membuat anak-anak nyaman dengan berbagai cara. Sifat anak yang terbiasa dekat dengan siapapun orang di dekatnya juga menjadi faktor pendukung.
“Jadi biasanya, para penculik itu ngerti psikologi anak, jadi mereka memberikan sesuatu yang menyenangkan, kaya mainan atau makanan. Nah, kalau di bawah 5 tahun, emang belum bisa memberontak, tapi rata-rata kalau dia nyaman apalagi dikasih omongan kaya ‘iya nanti, ibu lagi pergi, nanti kita ketemu’ itu udah selesai,” ujar Shanti.
Pengawasan dan kedekatan terhadap anak sangatlah penting. Karenanya, Shanti a meminta para orang tua agar menjaga dan memperhatikan lingkungan sang anak. “Sebenarnya bukan sama siapanya, tapi parenting-nya gimana, jalan enggak, kaya pengawasan dan penjagaan. Saya kira bagian dari parenting memang harus sempurna, paling rentan anak di bawah 5 tahun,” tandasnya. (*)
Penulis: Ella Ramlah
Editor: Yusuf Arafah