PeristiwaTrending

Duka KKN UGM di Maluku Tenggara: Dua Mahasiswa Tewas dalam Kecelakaan Laut, Universitas Kirim Tim Pendamping

UGM Kirim Tim Pendamping, Fokus pada Pemulihan Trauma dan Perlindungan Mahasiswa

Loading

Maluku Tenggara, Akurasi.id — Dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang tengah menjalani program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) di Maluku Tenggara meninggal dunia akibat kecelakaan laut pada Selasa (1/7). Insiden tragis tersebut terjadi ketika rombongan mahasiswa dan warga menggunakan speedboat untuk mengambil pasir di Pulau Wahr sebagai bagian dari proyek revitalisasi terumbu karang.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Ambon, Muhamad Arafah, menyatakan bahwa jasad dua mahasiswa, yakni Septian Eka Rahmadi dan Bagus Adi Prayogo, telah berhasil dievakuasi dan kini berada di rumah sakit di Langgur, Maluku Tenggara. Pemulangan kedua jenazah ke daerah asal menunggu kedatangan keluarga korban.

“Tim gabungan telah melaksanakan operasi SAR dan evakuasi. Kedua korban diserahkan ke RS Karel Sadsuitubun untuk penanganan lebih lanjut,” ujar Arafah dalam keterangan pers, Rabu (2/7).

Kecelakaan terjadi sekitar pukul 14.07 WIT, saat satu dari dua longboat yang membawa 12 orang tujuh di antaranya mahasiswa UGM terbalik akibat gelombang besar dan angin kencang. Setelah menerima laporan dari warga bernama Fauziadiah, Basarnas Ambon mengerahkan tim ke lokasi kejadian yang berjarak sekitar 40 kilometer dari dermaga PSDKP Tual.

Jasa SMK3 dan ISO

Tim SAR tiba di lokasi pada pukul 17.30 WIT dan segera melakukan pencarian. Dari 12 penumpang, 10 berhasil selamat, satu ditemukan meninggal, dan satu lainnya sempat dinyatakan hilang. Korban terakhir berhasil ditemukan oleh warga sekitar pukul 23.00 WIT dalam kondisi meninggal dunia.

Nama-nama korban selamat adalah Daeren Sakti Hermanu, Muhammad Arva Sagraha, Ridwan Rahardian Wijaya, Afifudin Baliya Pratista Halimawan, Maikel Letsoin, Marvel Letsoin, Mikel Mipuka, Atin Letsoin, dan Penus Letsoin.

Pihak UGM mengonfirmasi bahwa kedua korban merupakan peserta KKN-PPM Unit Manyeuw. Salah satu korban, Septian Eka Rahmadi, adalah mahasiswa Program Sarjana Teknologi Informasi dari Fakultas Teknik UGM. Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Rustamadji, menyampaikan duka mendalam atas kepergian Septian yang dikenal sebagai pribadi cerdas, bersahaja, dan berdedikasi tinggi.

“Kami kehilangan sosok muda penuh potensi. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya,” ujar Rustamadji.

Sebagai respons atas tragedi ini, UGM mengirimkan tim pendamping yang terdiri dari psikolog dan tenaga pendukung lainnya untuk membantu pemulihan trauma mahasiswa yang selamat. Tim dijadwalkan tiba di Maluku Tenggara pada Jumat, 4 Juli 2025.

“Kami akan melakukan pendampingan psikologis baik di lokasi maupun setelah mereka kembali. Prioritas kami adalah pemulihan mahasiswa, bukan menambah beban mereka,” ungkap Sekretaris Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Djarot Heru Santoso.

Sementara itu, Wakil Rektor UGM Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Arie Sujito, mengatakan pihak kampus tengah mengevaluasi kelanjutan program KKN-PPM di lokasi tersebut. UGM juga bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk memberikan perlindungan sosial kepada para korban.

“Kami pastikan semua langkah terbaik diambil untuk perlindungan dan kenyamanan mahasiswa,” tegas Arie.

Tragedi ini menjadi pukulan berat bagi keluarga besar UGM, terutama peserta KKN-PPM di Maluku Tenggara. Pihak universitas memastikan seluruh proses penanganan dilakukan secara menyeluruh, dengan mengedepankan keselamatan, perlindungan, dan pemulihan para mahasiswa terdampak.(*)

Penulis: Nicky
Editor: Willy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button