Kabar Politik

DPRD Lirik Bendungan Marangkayu, Sebagai Solusi Ancaman Krisis Air Bersih di Bontang

Loading

DPRD Lirik Bendungan Marangkayu, Sebagai Solusi Ancaman Krisis Air Bersih di Bontang
Ketua DPRD Bontang, Andi Faizal. (Rezki Jaya/Akurasi.id)

DPRD lirik bendungan Marangkayu sebagai solusi ancaman krisis air bersih di Bontang. Diketahui, air dari bendungan tersebut berkapasitas 200 liter per detik.

Akurasi.id, Bontang – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bontang melirik bendungan yang berada di Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, sebagai solusi paling siap dalam mengatasi banjir dari sektor hulu dan juga sekaligus solusi untuk kebutuhan air bersih bawah tanah bagi masyarakat Bontang.

Hal ini diutarakan oleh Ketua DPRD Bontang Andi Faizal Sofyan Hasdam. Tanggapan tersebut tercetus setelah Andi Faizal melakukan kunjungan kerja ke Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) belum lama ini.

Andi Faizal menjelaskan, air dari bendungan dengan kapasitas 200 liter per detik itu nantinya akan dialiri melalui pipa dan dimasukkan ke dalam Water Treatment Plan (WTP) di Kelurahan Bontang Lestari. Setelah diolah, air akan masuk ke jaringan pipa PDAM untuk didistribusikan kepada masyarakat.

Jasa SMK3 dan ISO

“Dibandingkan pemanfaatan bendali Suka Rahmat dan air di lubang bekas galian tambang PT Indominco Mandiri, bendungan Marangkayu dinilai paling siap dan minim pembiayaan,” ucap Andi Faizal saat ditemui awak media, Jumat (19/3/2021) kemarin.

Dia pun menjelaskan, bendungan tersebut akan melakukan proses penggenangan di Oktober 2021 mendatang. Andi Faizal memprediksi, proses pemasangan pipa pengaliran air hingga ke Kota Taman bisa terealisasi 3 sampai 4 tahun mendatang.

“Sedangkan untuk bendali Suka Rahmat dan air di lubang bekas galian perusahaan tambang, masih perlu kajian untuk meneliti kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air,” bebernya.

Belum lagi sambung Andi Faizal, proses pemasangan pipa tidak begitu lama untuk ke Bontang, tetapi alurnya yang melewati hutan lindung dan lahan milik warga yang membutuhkan proses panjang dan perizinan yang memakan waktu lama.

“Saat ini progres di bendungan Suka Rahmat sedang berjalan dan sudah masuk proyek strategis nasional. Ini sekaligus bisa menjadi alternatif dari kajian peneliti yang menyebut air bawah tanah Bontang akan habis dalam waktu lima tahun lagi,” tutupnya.

Berdasarkan penuturan politisi Partai Golkar tersebut, pemanfaatan bendungan Marangkayu akan menggunakan pembiayaan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). “Air dari bendungan dengan kapasitas 200 liter per detik itu nantinya akan dialiri melalui pipa dan dimasukkan ke dalam WTP, masuk jaringan pipa PDAM, dan didistribusikan kepada masyarakat,” pungkasnya. (*)

Penulis: Rezki Jaya
Editor: Rachman Wahid

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button