RagamTrending

Cerita Pedagang di Lapangan Bessai Berinta yang Terdampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

Loading

Cerita Pedagang di Lapangan Bessai Berinta yang Terdampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
Pedagang di Kompleks Lapangan Bessai Berinta selalu ramai dikunjungi konsumen. (Rezki Jaya/Akurasi.id)

Dalam surat edaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, terdapat anjuran penutupan area publik milik pemerintah.

Akurasi.id, Bontang – Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan mulai diterapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang mulai 18 hingga 31 Januari 2021.

Dalam surat edaran tersebut terdapat anjuran penutupan area publik milik pemerintah.

Salah satu area milik pemerintah adalah lapangan Bessai Berinta yang akan ditutup sementara.

Jasa SMK3 dan ISO

Penutupan tersebut justru diakui pedagang akan membawa dampak.

Hal ini diakui oleh Arniar, Warga kelurahan Belimbing ini merupakan salah satu penjual di kawasan Lapangan Bessai Berinta.

Dirinya yang baru buka 2 hari, terpaksa harus menutup pada hari Senin (18/1/2021) mendatang.

“Sangat disayangkan sebenarnya, kalau dipikir saya baru 2 hari buka di Seni. Modal yang kami keluarkan tidak sedikit, hampir 1 tahun saya tidak pernah buka kedai, saya sudah keluarkan uang 1,5 juta, tetapi hanya bisa buka selama 3 hari,” keluh perempuan 49 tahun itu kepada Akurasi.id di kedainya, Sabtu (16/1/2021).

Ibu dari 5 anak itu juga pasrah dengan peraturan pemerintah tersebut, meski mata pencariannya hanya di lapangan tersebut.

“Mata pencarian saya cuma di sini, saya tidak ada penghasilan di luar. Saya mau buka di luar tidak ada modal, banyak rencana yang mau saya lakukan, tetapi kendala di modal. Tapi inilah keadaan sekarang, Covid makin banyak, mungkin ini jalan terbaik yang diberikan pemerintah untuk kami,” ucap Niar.

Di sisi lain, Dwi Susanto warga kelurahan Api-api yang juga merupakan pedagang di Lapangan Bessai Berinta tersebut juga pasrah dan mengikuti imbauan dari Pemkot Bontang tersebut. Dia menganggap ini untuk kebaikan bersama.

“Saya mengikuti apa yang diimbau oleh pemerintah, dampaknya juga untuk kebaikan bersama,” ucap ayah dari 5 anak tersebut.

Laki-laki berusia 52 tahun itu juga mengakui, selama pandemi ini dia juga berjualan kelapa di luar lapangan tersebut. Walaupun penghasilan tidak seberapa kata dia, setidaknya bisa membantu ekonomi keluarganya.

“Sekarang di sini mau ditutup lagi, jadi  memang harus bisa cari penghasilan di luar. Karena kondisinya memang seperti ini,” ujarnya.

Usman yang merupakan pengunjung, menyayangkan penutupan lapangan. Dia hanya berharap semoga kebijakan pemerintah menjadi jalan terbaik bagi Kota Bontang.

“Semoga ini jalan terbaik dari pemerintah Kota Bontang, kami masyarakat hanya bisa mengikuti aturan. Semoga pandemi ini cepat berkurang kasusnya, atau bahkan hilang dari Kota Bontang,” pungkasnya. (*)

Penulis: Rezki Jaya
Editor: Rachman Wahid

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button