HeadlineTrending

BBM Premium Bakal Dihapus Tahun Depan, Begini Penjelasan Komut Pertamina Ahok

Loading

Tahun Depan BBM Premium Bakal Dihapus, Begini Penjelasan Komut Pertamina Ahok
Komut Pertamina Ahok mengisyaratkan penjualan premium akan dihapus pada tahun depan. Ini karena kontribusinya ke penjualan BBM Pertamina kecil. (Wartaekonomi.co.id).

Ada sejumlah pertimbangan mengapa PT Pertamina, sehingga berencana mengambil langkah BBM premium bakal dihapus pada tahun depan. Karena salah satu alasan BBM premium bakal dihapus, karena dinilai memiliki kontribusi penjualan yang cukup kecil.

Akurasi.id, Jakarta – Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengisyaratkan bahan bakar minyak (BBM) premium bakal dihapus tahun depan. Menurutnya, penghapusan dilakukan karena kontribusi penjualan premium kecil. Ia menjelaskan saat ini 80 persen dari penjualan BBM Pertamina ditopang BBM jenis Pertalite.

“Penjualannya (premium) kecil. Pertalite hampir 80 persen dari total penjualan BBM,” kata Ahok kepada CNNIndonesia.com, Senin (27/12/2021) malam.

Karena kontribusi itu, ia menampik Pertalite juga akan dihapus. Ia memastikan Pertalite akan tetap dijual dan tak dikurangi. Bahkan, ia menilai harusnya Pertalite disubsidi ketika premium bakal dihapus.

Jasa SMK3 dan ISO

“Tetap dijual dan tidak dikurangi kalau Pertalite. Subsidi bisa beralih ke Pertalite. Itu yang seharusnya jika subsidi BBM,” katanya.

Namun sayangnya, Ahok enggan memaparkan berapa besar usulan subsidi untuk Pertalite. “Soal teknis bisa ke direksi,” kata dia.

Seperti Ahok, Kementerian ESDM juga mengisyaratkan akan menghapus BBM jenis premium. Buktinya, pemerintah terus mendorong masyarakat untuk melakukan transisi penggunaan BBM dari premium ke pertalite.

“Kita memasuki masa transisi di mana premium RON 88 akan digantikan dengan pertalite RON 90, sebelum akhirnya kita akan menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan,” kata Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Soerjaningsih dikutip dari Antara, Rabu (22/12).

Pengalihan bahan bakar ini dimaksudkan agar Indonesia secara bertahap melakukan transisi ke energi bersih yang lebih ramah lingkungan.

Soerja mengatakan hingga saat ini hanya terdapat tujuh negara yang masih menggunakan bahan bakar dengan RON 88, tidak terkecuali Indonesia. Padahal, premium sudah banyak ditinggalkan masyarakat lantaran kualitasnya tidak lebih baik dibandingkan RON 90 atau lebih.

Peralihan dari premium ke Pertalite diproyeksikan mampu menurunkan kadar emisi karbon dioksida sebesar 14 persen. (*)

Sumber: CNNIndonesia.com
Editor: Redaksi Akurasi.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button