Trending

Tim Medis Mulai Lelah dan Rindu Keluarga, Antisipasi Kekurangan Nakes Warga Kutim Diimbau Jangan Mudik

Loading

nakes keluarga
Sebagai garda terdepan lawan Covid-19, tenaga medis terus melayani pasien. (Ist)

Akurasi.id, Sangatta – Sebagai garda terdepan tenaga kesehatan (nakes) yang tengah berjuang melawan Covid-19, saat ini mereka tak bisa pulang ke rumah dan bertemu keluarga karena harus berjuang. Begitu pula dengan para perawat Covid-19 di RSUD Kudungga Sangatta, Kutai Timur (Kutim).

baca juga: Antisipasi Covid-19, Masjid Islamic Center Samarinda Pilih Tetap Tak Laksanakan Salat Jumat

Mereka tak pernah pulang ke rumah dan tidak bisa berkumpul dengan keluarga. Dalam masa pandemi ini, keseharian para nakes melayani pasien Covid-19. Kemudian nakes ini juga melakukan isolasi selama 14 hari.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim Bahrani Hasanal menceritakan para nakes juga rindu pulang sehingga meminta masyarakat menaati protokol kesehatan agar wabah segera selesai.

Jasa SMK3 dan ISO

“Rekan-rekan kami juga ingin pulang ketemu keluarga, anak istri, orang tua. Pergerakan mereka dibatasi, mereka menyesuaikan. Kalian agar tetap di rumah, kami bekerja biar kita putus rantai penularan Covid-19,” kata Bahrani, Kamis (14/5/20) lalu.

Bahrani mengatakan bagi nakes yang mengurusi pasien Covid-19 seperti dokter, perawat, analisis, dan tenaga medis lainnya memiliki prosedur pembatasan interaksi langsung dengan keluarga untuk alasan mengurangi risiko penularan.

Para nakes, kata dia, harus tetap tinggal di dekat area perawatan pasien Covid-19 selama beberapa pekan terakhir sehingga interaksi dengan keluarga dan kerabat dilakukan dengan panggilan video atau video call melalui ponsel.

“Baik dokter, perawat, analis dan nakes lainnya semua memiliki rasa kangen, rindu keluarga, berkumpul, bersenda gurau langsung,” terangnya.

Bahrani mengatakan para tenaga medis yang bertugas, harus bisa mengatasi rasa bosan di tengah tanggungjawabnya menghadapi pasien dengan mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap selama 8 jam tanpa makan, minum, dan buang air. Sebanyak 3 tim nakes yang bekerja selama 24 jam, masing-masing terbagi 8 jam untuk 3 shift.

Pada tahap itu, lanjut dia, para nakes berupaya mengatur sedemikian rupa agar pelaksanaan merawat pasien Covid-19 tetap berjalan baik.

“Sehingga pasien dapat sembuh dan corona tidak menginfeksi petugas,” katanya.

Menilik suka duka nakes menghadapi Covid-19 ini, Bahrani mengajak masyarakat turut berupaya memutus rantai penularan virus Corona sehingga tidak ada lonjakan drastis dari penderita. Jika jumlah penderita Covid-19 melebihi kapasitas fasilitas kesehatan maka akan semakin banyak yang tidak tertolong.

Di bulan Ramadan dan jelang Idulfitri, dia mengatakan masyarakat juga agar tidak mudik atau keluar kota terlebih dahulu guna mencegah penularan Covid-19 yang lebih masif.

“Kalian tidak ingin mudik membawa penyakit kan? Tidak usah mudik untuk memutus mata rantai Covid-19 agar jangan terus berlangsung,” kata dia.

“Pakai masker jika harus ke luar, cuci tangan pakai sabun selama 20 detik, jaga jarak interaksi tempat umum 1-2 meter, belajar dan bekerja di rumah, belanja kalau bisa online. Dengan begitu, hal-hal terkait memutus mata rantai Covid-19 bisa lebih maksimal. Pandemi bisa diakhiri,” imbaunya.

Bahrani menambahkan selain tenaga medis mulai kelelahan, pihaknya juga menghadapi kekurangan tenaga kesehatan. Karena itu, saat ini di RSUD Kudungga masih mempekerjakan tenaga relawan untuk membantu para garda terdepan dalam penanganan Covid-19 tersebut.

“Para tenaga medis meminta beristirahat terlebih dahulu. Karena waktu sudah mendekati hari lebaran. Dan kita pun masih kekurangan tenaga medis. Sehingga kita memperkerjakan mereka yang menjadi relawan,” tuturnya.

Meski demikian, Bahrani menyatakan tim medis tetap siap siaga. Mereka memberikan pelayanan terbaik. Bagi seluruh pasien yang datang dirujuk ke RSUD tersebut.

“Kalau secara umum tim medis kita masih siap tempur. Memang ada keluhan, wajar mereka mengeluh. Rindu istirahat dan rindu pulang  ke keluarga masing-masing,” tutupnya. (*)

Penulis: Ella Ramlah
Editor: Suci Surya Dewi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button