Presiden Prabowo Subianto Paparkan Capaian Setahun Pemerintahan di Forbes Global CEO Conference 2025
Program Makan Bergizi Gratis Sentuh 35,4 Juta Penerima dan Ciptakan 1,5 Juta Lapangan Kerja

Akurasi.id – Presiden Prabowo Subianto menegaskan sejumlah capaian penting pemerintahannya menjelang satu tahun masa kerja, mulai dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), pembangunan Desa Nelayan, hingga pertumbuhan ekonomi nasional yang stabil di tengah ketidakpastian global. Hal itu disampaikan Prabowo dalam Forbes Global CEO Conference 2025 yang digelar di Hotel St. Regis, Jakarta Pusat, Rabu malam (15/10/2025).
Di hadapan lebih dari 400 CEO global, Prabowo menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 diproyeksikan mencapai lima persen, jauh di atas banyak negara lain yang hanya tumbuh sekitar satu hingga dua persen.
“Bahkan sekarang kami tumbuh lima persen per tahun. Banyak negara lain bahkan tidak tumbuh sama sekali,” ujar Prabowo.
Menurut Kepala Negara, pertumbuhan tersebut ditopang oleh sektor mineral strategis seperti nikel dan bauksit yang membuka ruang investasi besar. “Saya pikir Indonesia akan menarik banyak minat investasi karena tidak banyak negara di dunia saat ini yang menikmati kekayaan alam seperti kita,” lanjutnya.
Dalam sesi dialog bersama Chairman dan Editor in Chief Forbes, Malcolm Stevenson Jr (Steve Forbes), Prabowo menjelaskan kemajuan sejumlah program unggulan, terutama program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah berjalan sejak Januari 2025. Hingga 15 Oktober 2025, penerima manfaat MBG telah mencapai 35,4 juta orang, dengan dukungan 11.900 dapur penyedia yang tersebar di berbagai daerah.
“Kami memberi makan 35,4 juta orang setiap hari jumlah itu setara dengan tujuh kali populasi Singapura,” ujar Prabowo dengan bangga.
Program MBG disebut tidak hanya berdampak pada perbaikan gizi anak dan ibu hamil, tetapi juga membuka 1,5 juta lapangan kerja baru. Menurut Prabowo, setiap dapur MBG mempekerjakan sekitar 50 orang, bekerja dalam dua hingga tiga shift setiap hari.
Namun, Presiden tidak menutup mata terhadap tantangan pelaksanaan MBG, termasuk adanya kasus keracunan makanan. Prabowo menyebut jumlahnya sangat kecil, yakni 0,0017 persen dari total penerima manfaat, dan pemerintah tetap berkomitmen untuk memperbaikinya, pemerintah telah memperketat pengawasan serta menerapkan Standard Operating Procedure (SOP) baru untuk mencegah kejadian serupa.
“Kami perketat pengawasan dan SOP. Kami membeli peralatan baru seperti filter air, test kit makanan, serta perangkat modern untuk sterilisasi,” tegasnya.
Prabowo menambahkan bahwa pemerintah bertekad menekan angka kasus hingga nol kesalahan, meskipun ia menyadari hal itu sulit dicapai. “Kami tidak mencari alasan. Kami bertekad memperbaikinya agar tidak ada anak Indonesia yang menderita akibat program ini,” ujar Prabowo menutup sesi dialognya dengan Chairman dan Editor in Chief Forbes, Steve Forbes.
Prabowo juga menekankan bahwa MBG adalah investasi jangka panjang untuk membangun sumber daya manusia Indonesia yang sehat dan unggul. Ia mengaku program ini lahir dari keprihatinannya terhadap stunting dan kekurangan gizi yang ditemui langsung di berbagai daerah selama masa kampanye.
“Saya pernah bertemu anak-anak yang secara fisik tampak berusia empat tahun, padahal umurnya sepuluh tahun. Saat itulah saya melihat langsung dampak kekurangan gizi dan kemiskinan,” kenangnya.
Menurut Prabowo, program serupa telah sukses di negara seperti India dan Brasil, dan Indonesia memiliki kemampuan serta keberanian untuk melakukan hal yang sama. Hingga pertengahan Oktober 2025, program MBG telah menjangkau 35 persen target nasional dan terus diperkuat dari sisi pengawasan, kualitas, serta keamanan pangan.
“Kami tidak puas hanya dengan capaian ini. Kami akan terus mengelola sumber daya dengan lebih baik agar manfaatnya terasa luas bagi seluruh rakyat Indonesia,” tutup Prabowo.(*)
Penulis: Nicky
Editor: Willy