Pernyataan Kontroversial Edy Mulyadi, PWI Kaltim: Menyakiti Hati Warga Kaltim

Ketua PWI Kaltim menyesalkan pernyataan kontroversial Edy Mulyadi yang menyebut Kalimantan tempat jin buang anak. Sehingga menyakiti hati warga Kaltim.
Akurasi.id, Samarinda – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim Endro S Efendi turut menyesalkan pernyataan kontroversial Edy Mulyadi. Diduga Edy menghina Kalimantan dengan sebutan “tempat jin buang anak”.
Terlebih sebagai wartawan senior di bidang jurnalistik, menurutnya, penyampaian penolakannya sangat berlebihan. “Sebagai wartawan senior, sepatutnya menjadi contoh kami yang muda-muda, yang masih belajar menjadi wartawan profesional,” ucap Endro, sapaan akrabnya.
Dia menyampaikan, jika pun tidak setuju dengan pemindahan ibu kota negara (IKN), maka aspirasi tersebut dapat Edy sampaikan melalui banyak peluang dan ruang. Di antaranya, dapat melalui melalui judicial review hingga jalur lain yang diatur secara konstitusional.
“Bisa menyampaikan alasan penolakan secara rasional dan berdasarkan kajian ilmiah. Bukan justru menyakiti hati warga Kaltim dengan menyebut daerah ini sebagai tempat jin buang anak,” ujarnya bersama Sekretaris PWI Kaltim Wiwid Marhaendra Wijaya dan Ketua Bidang Pembelaan Wartawan PWI Kaltim Abdurrahman Amin.
Menurut Endro, pernyataan tersebut sangat keterlaluan. Mengingat, selama ini Kaltim memberikan kontribusi pembangunan tidak sedikit bersama provinsi penghasil devisa terbesar lainnya di Indonesia. Seperti Aceh, Riau dan Papua. Hasil kekayaan Kaltim selama ini dikeruk dan lebih banyak dinikmati warga di Pulau Jawa.
“Setelah menikmati hasil kekayaan Kaltim dengan segala fasilitas yang mewah, kemudian menyebut Kaltim sebagai tempat jin buang anak. Ini kan sudah keterlaluan,” tegasnya.
Pernyataan Kontroversial Edy Mulyadi Tidak Sopan Sebagai Wartawan
Di sisi lain, juga dia sampaikan, para wartawan senior di Kaltim turut menyesalkan pernyataan kader salah satu partai tersebut. Sebab sebagai seorang wartawan, Endro menganggap penyampaian Edy Mulyadi kurang elok dan tidak sopan.
“Para wartawan legend Kaltim juga prihatin jika ada wartawan yang menyampaikan aspirasi dengan cara kurang elok dan santun,” tegasnya.
Dia berharap, Edy Mulyadi menyadari perkataannya dan meminta maaf. “Indonesitempat jin buang anaka ini negara kesatuan. Tidak boleh ada satu pun kelompok warga yang merasa lebih hebat dari kelompok lain,” tutup alumnus PPRA 57 Lemhannas RI ini.
Sebelumnya, warga Kaltim geger setelah melihat sebuah video yang diduga kader salah satu partai bernama Edy Mulyadi yang menghina Kaltim sebagai penyangga IKN, pada Selasa (18/1/2022).
Bersama rekan-rekannya, dia menyatakan penolakan tersebut dengan menyebut Kaltim sebagai tempat jin buang anak. Tak pelak, postingan tersebut menuai kemarahan dan kecaman warga Kaltim. Meskipun, kemudian PKS mengklarifikasi bahwa yang bersangkutan bukan lagi salah satu kadernya. (*)
Penulis: Devi Nila Sari
Editor: Suci Surya Dewi