Trending

Dua Calon Penumpang Kapal KM NTB di Pelabuhan Bontang Batal Berangkat Usai Reaktif Covid-19

Loading

Dua Calon Penumpang Kapal KM NTB di Pelabuhan Bontang Batal Berangkat Usai Reaktif Covid-19
Dua orang penumpang Kapal KM NTB di Pelabuhan Bontang Batal berangkat lantaran memiliki hasil rapid antigen reaktif. (Istimewa)

Dua Calon Penumpang Kapal KM NTB di Pelabuhan Bontang Batal Berangkat Usai Reaktif Covid-19. Hal yang disayangkan dari temuan itu, pihak Pelabuhan Loktuan ternyata tidak memberikan pendampingan lebih lanjut kepada kedua penumpang dimaksud.

Akurasi.id, Bontang – Dua orang calon penumpang Kapal KM NTB yang berasal dari Sangkulirang, Kutai Timur, dan Berau, harus mengurungkan niatnya untuk berangkat ke Mamuju, Sulawesi Barat. Pasalnya, kedua calon penumpang itu ditemukan reaktif Covid-19 saat menjalani tes di Pelabuhan Bontang.

Diketahui penumpang asal Berau itu datang bersama anggota keluarganya, anak serta suaminya. Sementara penumpang perempuan asal Sangkulirang Kutai Timur hendak melalukan pemberangkatan sendiri.

Awalnya petugas mendapati beberapa penumpang melampirkan surat rapid atigen yang telah habis masa berlakunya. Untuk memastikan calon penumpang tidak terpapar Covid-19, petugas pun melakukan pemeriksaan antigen kepada yang bersangkutan.

Jasa SMK3 dan ISO

“Setelah kami lakukan tes, hasilnya reaktif. Untuk yang satu keluarga itu hanya 1 yang reaktif, yang lainnya tidak,” ungkap Kasi Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Bontang, Welly Sakius Rabu (23/06/2021).

Usai dinyatakan positif, petugas pun langsung melaporkan ke Tim Satgas Covid-19. Hasilnya, kedua penumpang yang reaktif itu diminta kembali ke daerah asalnya. Sesuai arahan tim satgas Covid-19 Bontang.

Welly menceritakan, penumpang asal Berau itu sempat menginap bersama keluarganya di saah satu hotel di Bontang. Sementara penumpang asal Sangkulirang, Kutim, sempat lama berada di warung sekitar pelabuhan.

Disinggung terkait potensi penularan lantaran tak ada pengawasan terhadap penumpang reaktif, Welly menegaskan, jika pihaknya hanya menjalankan sesuai arahan dari Tim Satgas Covid-19. Sesuai permintaan Tim Satgas, penumpang reaktif itu hanya diminta kembali ke daerah asalnya.

Dalam hal untuk mengantisipasi agar tidak terjadi penularan, calon penumpang harus diwajibkan melakukan isolasi mandiri. Paling tidak, kalau harus diminta kembali ke daerah asal wajib mendapat pendampingan dari Tim Satgas. Agar saat diperjelanan balik ke daerah asal tidak menularkan orang lain.

“Seharunya seperti itu. Tapi tidak ada Tim Satgas. Jadi kami hanya batalkan pemberangkatannya dan minta mereka pulang,” tuturnya.

Dikonfirmasi terpisah, Juru Bicara Tim Satgas Covid-19, Adi Permana mengakui jika telah menerima laporan ada dua penumpang yang ditemukan reaktif. Penumpang reaktif yang diketahui berada di salah satu hotel juga kini telah dilakukan tracing.

Ditanya soal petensi penularan lantaran tidak ada pengawasan saat penumpang dipulangkan, ia pun menegaskan, seharusnya petugas Pelabuhan Lok Tuan memfasilitasi sepenuhnya penumpang untuk isolasi mandiri. Sebab di sana (Pelabuhan Lok Tuan) memiliki petugas kesehatan khusus dari instansi terkait. Jika memang tidak memiliki fasilitas, maka Tim Satgas akan membantu memfasilitasi ruang isolasi.

Menurutnya, hal itu merupakan tanggung jawab pihak pelabuhan. Pasalnya, di sana adalah wilayah kerjanya. Selain itu, petugas pelabuhan juga selayaknya memfasilitasi isolasi mandiri untuk calon penumpang. (*)

Penulis: Fajri Sunaryo
Editor: Dirhanuddin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button