Kenang Sosok Yuliatinur, Pejabat dan Staf Antar ke Tempat Peristirahatan Terakhir


Akurasi.id, Bontang – Berpulangnya Yuliatinur, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Bontang menyisakan duka mendalam bagi siapapun yang ditinggalkannya. Tak hanya keluarga, rekan sejawatnya pun merasa kehilangan atas meninggalnya perempuan yang memiliki wajah teduh ini.
bca juga: Pemprov Kaltim Habiskan Rp2 Miliar Demi Tambah Dua Alat PCR Uji Covid-19
Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Namun kenangannya masih melekat di hati. Syok, begitulah kata mereka yang mendapat kabar bahwa Yuliatinur meninggal pada Senin (1/6/20), pukul 18.13 Wita, di Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Selasa pagi (2/6/20) ramai rekan kerja di Disdukcapil bertandang ke Kota Tepian –sebutan Samarinda- untuk melihat wajah terakhir almarhumah.
Salah satunya Kepala Seksi (Kasi) Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan (PIAK) Disdukcapil Bontang Muhammad Thamrin. Bersama sekira 15 pegawai dan staf Disdukcapil Bontang dengan dipimpin Masliani Sekretaris Disdukcapil, mereka menggunakan mobil dari Bontang menuju kediaman almarhumah Yuliatinur di Samarinda.
“Karena pelayanan di kantor tetap buka jadi kami bagi, tidak bisa semua datang apalagi ini masih kondisi pandemi, belum normal,” kata Thamrin saat dihubungi Akurasi.id, via telepon.
Disemayamkan di tempat peristirahatan terakhir pukul 11.00 Wita, jasad almarhumah Yuliatinur dikubur di Tempat Pemakaman Muslimin Jalan Kemakmuran, Samarinda.
Thamrin mengaku sejauh ini almarhumah merupakan sosok perempuan yang baik dan perhatian terhadap para stafnya. Selain itu, kata Thamrin, almarhumah Yuliatinur selalu menekankan kepada staf di bidang pelayanan agar selalu sabar menghadapi masyarakat. Sebab, beragam masyarakat yang mengurus administrasi kependudukan memiliki beragam karakter.
Selain itu, lanjutnya, banyak pengorbanan yang diberikan almarhumah untuk kemajuan Disdukcapil. Di antaranya kemudahan akses layanan untuk masyarakat hingga berbagai inovasi seperti pelayanan online di masa pandemi Covid-19.
“Semua itu tak lepas dari arahan beliau untuk memudahkan masyarakat agar tidak perlu lagi datang di masa pandemi ini,” bebernya.
Thamrin menerangkan, saat mendapat kabar duka dari Samarinda, informasi tersebut langsung disebarluaskan ke berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemerintahan Kota Bontang. Tak sedikit yang merasa kaget dan kehilangan sosok perempuan berwajah teduh tersebut.
Pun dengan Thamrin, dia mengaku syok. Sebelumnya, dia mendapat kabar bahwa almarhumah akan menjalani operasi lantaran tumor otak yang baru diketahui belakangan ini. Sempat menjalani perawatan di ruang ICU RSUD Taman Husada Bontang, almarhumah Yuliatinur yang tak sadarkan diri itu harus dirujuk ke dokter spesialis bedah syaraf RS AWS Samarinda.
“Di RS AWS, mungkin masih dalam tahap observasi pukul 18.13 Wita beliau sudah meninggal. Belum sempat operasi karena kondisi harus sadar dan normal,” beber Thamrin.
Sebelumnya, almarhumah Yuliatinur sempat aktif kerja pada sepekan awal bulan Ramadan. Kata Thamrin, selama kondisi sehat dan berada di Bontang, maka almarhumah aktif ke kantor. Bahkan semenjak pandemi, rekan kerjanya tersebut aktif bekerja.
Namun, di bulan puasa itu almarhumah sempat drop. Bahkan sempat dirawat di RS Amalia Bontang sekira 2 pekan. Pasca dirawat dan pulang ke rumah, kondisinya menurun. Bahkan, Thamrin berujar bahwa almarhumah sempat menjalani magnetic resonance imaging (MRI) di RS Pupuk Kaltim.
“Lebaran itu ibu sempat di rumahnya. Setelah lebaran beliau drop dan masuk ke RSUD kayaknya juga di CT Scan. Baru diketahui ada tumor diotak dan dirujuk ke RS AWS,” tuturnya.
Meninggal di Samarinda, keluarga almarhumah Yuliatinur memutuskan untuk menguburkan jenazah di tanah Kota Tepian. Selain itu, jenazah disamayamkan dekat dengan suami, almarhum Asmudin Hamzah yang dahulunya merupakan Sekretaris Daerah (Sekda) Bontang periode 2011-2014 silam. Sebelumnya sang suami terlebih dahulu berpulang pada Maret 2017 lalu.
“Alhamdulillah tadi saat kami melayat banyak pejabat dan staf mulai dari kepala OPD, Sekda, dan Wali Kota Neni Moerniaeni yang datang dari Bontang. Bahkan Kepala Disdukcapil Samarinda dan staf juga hadir,” paparnya.
Kata Mereka Sosok Kepala Disdukcapil yang Mengayomi, Sabar, dan Penyayang

Meski telah tiada, Thamrin mengatakan banyak pesan dari almarhumah yang akan selalu diingat. Yakni sebagai OPD yang membahagiakan masyarakat dengan pelayanan ramah, cepat, tepat, dan transparan sesuai SOP pelayanan Disdukcapil. Ke depannya, kata Thamrin, almarhumah selalu menekankan untuk berinovasi agar pelayanan Disdukcapil dapat memudahkan masyarakat dengan pelayanan online
“Dan rencananya ada inovasi lain, tetapi almarhumah sudah lebih dulu pergi meninggalkan kami. Insya Allah kami lanjutkan,” ucapnya.
Demikian dengan salah satu staf Disdukcapil Bontang, Riska Ade. Perempuan yang bekerja pada bagian pelayanan ini mengaku sedih sepeninggal pimpinan kantornya itu. Baginya, Yuliatinur bukan hanya sosok pemimpin pengayom para pegawainya. Namun juga sesosok ibu dan sahabat bagi lainnya.
Riska –sapaannya- mengatakan Yuliatinur menjabat sebagai Kepala Disdukcapil sejak 2016 silam. Baginya, saat bekerja almarhumah bekerja sepenuh hati. Salah satu misalnya, tak hanya bekerja di ruangannya, Yuliatinur sering memantau bagian pelayanan setiap waktu. Dalam pemantauannya itulah dia mengetahui apa saja yang menjadi kendala dalam melayani masyarakat.
“Prinsipnya Ibu Yuliatinur itu, pokoknya masyarakat kalau mengurus apa-apa harus bisa diselesaikan saat itu juga. Kita harus memudahkan urusan mereka,” kata Riska saat ditemui Akurasi.id, Selasa (2/6/20).
Bagi Riska, Yuliatinur sosok perempuan lemah lembut dan penyayang. Bahkan jarang marah. Kata dia, jika ada kesalahan yang perlu diubah dari pegawai, almarhumah hanya menegur dengan cara lembut.
“Kadang saya dinasihati sambil membelai kepala atau pundak saya. Almarhumah sangat hangat orangnya,” ujarnya.
Sekira pukul 18.19 Wita, Riska mengaku mendapat kabar duka melalui grup Whatsapp kantor. Bak tersambar petir, dia kaget bukan kepalang. Dia mengaku sempat tak memercayai kabar tersebut. Sebab selama ini para rekan di kantor hanya mengetahui Yuliatinur sering sakit kepala akibat vertigo.
“Saya enggak tahu Ibu Yuli mengidap penyakit apa. Karena yang kami tau beliau sering mengeluh sakit kepala,” terangnya.
Riska mengaku meski almarhumah sudah berpulang, sosoknya akan selalu dikenang. Dia berharap dengan sepeninggalnya almarhumah, para pegawai Disdukcapil tetap solid dan menjalani segala amanah yang disampaikan sebelumnya.
“Semoga almarhumah tenang di alam sana,” pungkasnya. (*)
Penulis/Editor: Suci Surya Dewi