PeristiwaTrending

Kemacetan Parah 30 Km Imbas Pembatasan Kapal di Ketapang-Gilimanuk, Pelabuhan Jangkar Ikut Padat

Antrean Truk Mengular di Pelabuhan Jangkar Akibat Pengalihan Rute

Loading

Akurasi.id – Antrean kendaraan logistik dilaporkan terjadi di Pelabuhan Jangkar, Situbondo, sebagai dampak dari pembatasan operasional kapal di lintasan Ketapang (Banyuwangi) – Gilimanuk (Bali). Pembatasan ini diberlakukan setelah adanya inspeksi keselamatan pelayaran oleh Kementerian Perhubungan menyusul insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.

Kondisi ini menyebabkan kemacetan panjang di jalur Pantura Situbondo-Banyuwangi, bahkan antrean kendaraan logistik yang menuju Pelabuhan Ketapang mengular hingga 30 kilometer. Titik terparah terjadi di jalur Pantura Watudodol, Banyuwangi, Kamis (24/7/2025), di mana truk-truk logistik terjebak berjam-jam dalam antrean.

Supervisor ASDP Penanggung Jawab Pelabuhan Jangkar, Slamet Santoso, menjelaskan bahwa antrean di pelabuhan meningkat drastis setelah adanya imbauan dari pihak kepolisian. Para sopir truk yang hendak menyeberang ke Lembar (Lombok, NTB) diarahkan untuk menggunakan jalur alternatif melalui Pelabuhan Jangkar.

“Saat ini hanya satu kapal yang melayani rute Jangkar–Lembar. Setiap hari terjadi antrean panjang karena kapal membutuhkan waktu 40 jam untuk sekali perjalanan pulang-pergi, termasuk proses bongkar muat,” ungkap Slamet di Situbondo, Jumat (25/7/2025).

Jasa SMK3 dan ISO

Menurutnya, perjalanan dari Pelabuhan Jangkar ke Lembar memakan waktu sekitar 14 jam, ditambah proses bongkar muat sekitar 6 jam. Kondisi ini membuat antrean truk terus bertambah karena kapasitas layanan tidak sebanding dengan lonjakan volume kendaraan logistik.

Slamet berharap pemerintah segera menambah armada kapal di rute Jangkar–Lembar agar penumpukan kendaraan bisa diurai. “Penambahan armada sangat diperlukan untuk menghindari penumpukan yang lebih parah di pelabuhan dan mencegah kemacetan makin meluas di jalur nasional,” ujarnya.

Sementara itu, kemacetan panjang di Pelabuhan Ketapang menyebabkan gangguan serius terhadap arus lalu lintas dan distribusi logistik menuju Bali dan Nusa Tenggara. Para pelaku usaha logistik mengaku rugi besar akibat keterlambatan pengiriman barang.(*)

Penulis: Nicky
Editor: Willy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button