Kecewa, Puluhan Relawan Damkar Tak Dapat Masuk saat Dua Kapal Tanker Terbakar


“Kecewa tidak bisa masuk, kita jauh-jauh ke sana, tapi tidak diizinkan masuk oleh perusahaan,”
Akurasi.id, Samarinda – Puluhan relawan pemadam kebakaran (damkar) tertahan di depan portal masuk perusahaan saat dua kapal tanker pengangkut gas dan minyak meledak dan terbakar di galangan PT Barokah Perkasa Grup pada Kamis (11/2/2021).
“Kecewa tidak bisa masuk, kita jauh-jauh ke sana, tapi tidak diizinkan masuk oleh perusahaan,” jelas Bang Kadir salah seorang relawan kepada Akurasi.id Kamis (11/2/2021).
Ia menjelaskan, saat ingin memasuki wilayah perusahaan, Bang Kadir dan rekan lainnya dihadang oleh dua orang yang berpakaian biasa, bukan dari petugas keamanan perusahaan.
“Saya tidak tahu dia sekuriti apa bukan, soalnya rambutnya gondrong, setahu saya sekuriti tidak ada yang gondrong, tapi katanya dilarang masuk lantaran SOP perusahaan,” ungkapnya.
“Setelah dilarang ya saya dan puluhan relawan lainnya putar balik, kembali ke posko,” tandasnya.
Selain itu, Humas Damkar Samarinda Hery Suhendra mengatakan, memang relawan damkar yang datang terlambat tidak diperkenankan masuk oleh pihak perusahaan.
“Memang gak boleh masuk para relawan yang datang terlambat, anggota dari damkar pun ada sebagian yang tidak diperbolehkan masuk, lantaran alasan sudah terlalu banyak di dalam,” ucapnya.
“Bukan hanya relawan dan anggota pemadam saja, Babinsa, PMI, dan Basarnas pun gak diperbolehkan masuk,” tambahnya.
Herry menambah, pihaknya pun sangat mengerti kondisi SOP perusahaan, dan meminta para relawan dan damkar yang tak dapat masuk untuk memaklumi kondisi itu.
“Ya pastilah mereka kecewa soalnya jarak TKP terbakar terbilang cukup jauh, tapi ya legowo saja,” tutupnya.
Terpisah, Kasat Polairud Polresta Samarinda, AKP Iwan Pamuji, membeberkan Kejadian itu.
Ia menyebut peristiwa tak dapat masuknya para relawan di kejadian dua kapal tanker terbakar itu akibat SOP perusahaan yang sangat ketat.
“Agak sedikit kacau memang tadi, ya mungkin dari pihak perusahaan menjaga keamanan, sebab itu kan minyak, takutnya membahayakan para relawan,” pungkasnya. (*)
Penulis: Muhammad Budi Kurniawan
Editor: Rachman Wahid