
Akurasi, Nasional. Jakarta, 4 Desember 2023 – Kehebohan mewarnai suasana politik Tanah Air setelah mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo mengungkap informasi sensasional melalui wawancara dengan Rosi di Kompas TV. Agus Rahardjo membuka pintu rahasia terkait pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait kasus Setya Novanto, mantan Ketua DPR RI, dan memberikan sejumlah klaim yang langsung menarik perhatian publik.
Dalam wawancara tersebut, Agus Rahardjo menyebut bahwa pada suatu waktu, dia dipanggil oleh Presiden Jokowi terkait penanganan kasus Setya Novanto. Agus Rahardjo menggambarkan momen tersebut sebagai kejadian di mana Presiden Jokowi terkesan marah dan menginginkan agar KPK menghentikan penyelidikan terhadap Setya Novanto terkait kasus e-KTP. Agus Rahardjo menyatakan bahwa Presiden Jokowi ingin kasus tersebut dihentikan.
Namun, respon dari pihak Istana dan Presiden Jokowi tidak memakan waktu lama. Istana merespons dengan membantah klaim Agus Rahardjo. Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, menyatakan bahwa setelah melakukan pemeriksaan, pertemuan tersebut tidak ada dalam catatan administrasi Agus Rahardjo. “Setelah dicek, pertemuan yang diperbincangkan tersebut tidak ada dalam agenda presiden,” ungkap Ari Dwipayana.
Presiden Jokowi juga memberikan tanggapannya terkait klaim tersebut. Ditemui wartawan di Istana Negara, Jokowi dengan tegas membantah adanya pertemuan dan klaim Agus Rahardjo. “Saya suruh cek, saya sehari kan berapa puluh pertemuan. Saya suruh cek di Setneg, nggak ada (pertemuan),” tegas Jokowi. “Agenda yang di Setneg nggak ada. Tolong dicek lagi aja,” lanjutnya.
Jokowi pun menunjukkan keheranannya terhadap klaim Agus Rahardjo. Dia mempertanyakan motif dan tujuan Agus Rahardjo untuk menyampaikan informasi tersebut. “Terus untuk apa diramaikan itu? kepentingan apa diramaikan itu? untuk kepentingan apa?” ucap Jokowi. Pernyataan ini menggambarkan sikap kehati-hatian dan pertanyaan kritis dari Jokowi terhadap informasi yang diungkapkan oleh mantan Wakil Ketua KPK tersebut.
Sementara itu, Pratikno, Menteri Sekretaris Negara, yang disebut oleh Agus Rahardjo sebagai saksi pada pertemuan tersebut, juga memberikan tanggapannya. Pratikno menyatakan bahwa dirinya tidak ingat akan adanya pertemuan tersebut. “Saya tidak tahu ya, karena yang bersangkutan (Pratikno) juga lupa,” kata Pratikno kepada wartawan.
Keberlanjutan dari pengungkapan Agus Rahardjo ini menciptakan suasana tegang di kancah politik. Pertanyaan besar yang mengemuka adalah apakah informasi ini akan memiliki dampak serius terhadap citra pemerintahan dan Presiden Jokowi. Sebagai seorang pemimpin, Jokowi telah membangun citra bersih dan antikorupsi, dan klaim tentang intervensi terhadap kasus e-KTP dapat menggoyahkan fondasi tersebut jika terbukti benar.
Sementara itu, publik dan berbagai pihak menanti klarifikasi lebih lanjut dari kedua belah pihak. Kejelasan terkait pertemuan tersebut dan motif di balik pengungkapan Agus Rahardjo menjadi bahan diskusi utama di berbagai lapisan masyarakat. Kabar ini juga menciptakan tekanan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut guna mengungkap kebenaran dan menjaga integritas lembaga-lembaga negara.
Dalam suasana politik yang terus berkembang, publik berharap agar penyelidikan independen dapat dilakukan untuk mengklarifikasi dan memastikan apakah klaim Agus Rahardjo memiliki dasar yang kuat. Sementara itu, Presiden Jokowi dan Istana diharapkan dapat memberikan keterangan yang lebih mendalam dan meyakinkan untuk menjelaskan kejadian yang menjadi sorotan ini. Seiring berjalannya waktu, misteri di balik klaim Agus Rahardjo akan semakin terungkap, memberikan gambaran lebih jelas terkait peristiwa yang mengguncang dunia politik Tanah Air.(*)
Editor: Ani