

IDI Kaltim Rekomendasikan Sinovac sebagai Vaksin, sebagai tahap awal vaksinasi kepada tenaga kesehatan di Kalimantan Timur.
Akurasi.id, Samarinda – Sebanyak 25.500 Vaksin Covid-19 dengan merek Sinovac tiba di Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (5/1/2021).
Namun, keberadaan vaksin ini sering menimbulkan pertanyaan bagi warga. Amankah vaksin tersebut, yang rencananya akan diberikan kepada puluhan ribu tenaga medis di Kaltim?
Menanggapi hal itu Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim Doktor Nataniel Tandirogang mengatakan, Sinovac aman digunakan ketimbang vaksin merek lainnya dan IDI Kaltim rekomendasikan Sinovac sebagai vaksin, untuk tenaga kesehatan.
“Karena itu (Sinovac,Red.) sudah dikeluarkan izin dari BPOM. Yang lain belum keluar izin. Bagi IDI, kita mempercayakan institusi negara yang memastikan bahwa makanan, minuman, dan obat itu diawasi oleh BPOM,” jelas Nataniel saat dihubungi Selasa (5/1/2021).
Ia menyebut, IDI Kaltim sepenuhnya mendukung pemerintah dalam pemberian vaksin Sinovac di Kaltim.
“Apalagi sudah ada sertifikat izin edar, berarti kita harus dukung karena tidak ada lagi institusi yang dipercaya kecuali BPOM,” ujarnya.
Ditanya mengenai keamanan vaksin yang berasal dari Cina, Nataniel mengungkapkan vaksin Sinovac aman bagi manusia. Lantaran merupakan vaksin yang berasal dari protein rekombinan yang aman bagi manusia.
“Vaksin Sinovac itu berbahan protein rekombinan. Jadi sangat aman sekali, akan tetapi bagi mereka yang diberikan vaksin tidak menutup kemungkinan masih bisa terjangkit virus covid-19,” paparnya.
Nataniel menyebutkan, kelemahan vaksin Sinovac yang berbahan protein rekombinan memiliki evikasi rendah bagi merangsang imun dalam tubuh manusia. Kendati demikian pemakaian vaksin tersebut dirasa paling aman.
“Memang vaksin tidak menyelesaikan permasalahan yang ada, namun ketimbang tidak berbuat apa-apa,” tuturnya.
Nataniel meminta, kepada mereka yang akan diberikan vaksin agar tetap selalu mengutamakan protokol kesehatan.
“Percuma saja kalau diberikan vaksin tapi tidak menjalankan protokol kesehatan, sebab terpenting menghadapi virus ini adalah mematuhi protokol Kesehatan,” ujarnya.
Terkait jumlah vaksin tahap awal ini yang mencapai 25.500 , Nataniel merasa cukup untuk diberikan kepada tenaga medis, lantaran jumlah nakes yang ada di Kaltim hanya berjumlah 2.500.
“Kalau 25 ribu saya kira cukuplah untuk nakes, tetapi jika diperuntukkan bagi untuk para guru dan juga para birokrat dan para pelaku ekonomi saya kira kurang,” pungkasnya. (*)
Penulis: Muhammad Budi Kurniawan
Editor: Rachman Wahid