Menilik Taman Bermain Warga Kelurahan Api-Api, Sepetak Ruang Keceriaan di Tengah Impitan Kota


Menilik Taman Bermain Warga Kelurahan Api-Api, Sepetak Ruang Keceriaan di Tengah Impitan Kota. Ela bercerita, dulu sebelum taman itu ada, anaknya kerap kali main kejar-kejaran di lorong gang atau halaman masjid. Semenjak taman dibangun, anaknya lebih suka bermain di situ.
Akurasi.id, Bontang – Suasana sore itu tampak begitu indah. Matahari tegak sepenggal tenggelam di petala langit. Cahaya merahnya mulai merambat mengisi ruang bumi. Daun-daun menampakkan pekat hijau yang dimiliki. Begitu juga kicauan burung yang saling bersahutan, menjadi pengantar matahari berlayar menuju senja.
Jarum jam menunjukkan pukul 17.30 Wita. Tampak beberapa anak kecil berlarian di sebuah lorong kecil, sesekali mereka harus bergerak ke pinggir untuk membuka jalan motor yang akan lewat, tidak lama kemudian mereka kembali bermain dengan riang dengan beberapa orang tua mengawasi dari pinggir rumah.
Suasana seperti itu bukanlah hal yang aneh untuk warga di Kelurahan Api-Api, Bontang Utara. Salah satu wilayah padat penduduk di Kota Bontang. Dengan fakta kepadatan penduduknya mencapai 15.304 jiwa, menurut data Badan Pusat Statistik Bontang 2015.
“Di sini memang sudah biasa begitu, anak-anak bermain di jalan. Walaupun banyak gangguan, seperti motor lewat,” ujar Masrukin, warga RT 22 saat ditemui media ini, Minggu (11/7/2021).
Dulu, kata Masrukin, anaknya juga merupakan salah satu yang bermain di lorong pemukiman RT 22. Namun, sejak adanya Inclusive Playground atau Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), frekuensi bermain di jalan berkurang karena dia lebih memilih untuk bermain di taman tersebut.
Di taman itu ada banyak permainan yang bisa dimainkan. Mulai dari ayunan, prosotan, dan lainnya. Hampir setiap harinya Masrukin menemani anaknya bermain di taman itu. Biasanya mereka ke sana sehabis asar hingga menjelang magrib.
“Rumah saya dekat sini mas. Hampir setiap hari saya nemani anak saya main di sini,” ujarnya. Masrukin merasa anak perempuannya akan lebih aman apabila bermain di taman itu. Ketimbang bermain di jalan.
Manfaat taman ramah anak itu juga dirasakan oleh Ela, warga RT 22 yang tempat tinggalnya tak jauh dari taman tersebut. Ela bercerita, dulu sebelum taman itu ada, anaknya kerap kali main kejar-kejaran di lorong gang atau di halaman masjid. Akan tetapi, semenjak taman bermain itu dibangun, anaknya lebih suka main di situ.
Bahkan, dalam sehari anaknya bisa dua kali ke tempat tersebut. Sewaktu siang, dan sore sebelum magrib. “Semenjak ada taman ini, saya jadi enggak binggung nyari anak saya. Kalau dulu, anak saya belum pulang, saya pasti keliling mencari ke gang sebelah,” ucapnya.
Menurut Ela, selain anak kecil, juga banyak orang dewasa yang menghabiskan waktu sorenya di tempat itu. Dengan bermain tennis meja dan bola basket. Demikian, silaturahmi antar tetangga bisa terjaga satu sama lain.
“Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di sini mas. Bukan cuman anak-anak. Tempat ini kami jadikan sarana berkumpul dan ruang interaksi dengan seluruh komponen masyarakat. Kadang, suami saya main tennis meja sampai malam di sini,” kata Ela sembari tertawa.
Bukan hanya Masrukin dan Ela yang merasa senang dengan keberadaan taman bermain itu. Surono, seorang pedagang pentol yang berjualan di lokasi tersebut juga merasa bahagia. Sejak dua bulan lalu, setelah taman itu diresmikan. Surono setiap hari berjualan di lokasi tersebut. Dia mengaku dapat meraup untung lebih jika dibandingkan berjualan di tempat lain.
“Alhamdulillah, setelah ada taman bermain ini, saya bisa mendapat keuntungan hampir Rp1 juta setiap harinya,” katanya.
Surono mulai berjualan setiap pukul 16.00 hingga menjelang magrib. Pun bukan hanya anak kecil yang membeli dagangannya. Orang tua dan warga sekitar juga sering membeli pentol goreng buatannya itu. “Kadang orangtuanya juga beli, buat mereka makan sembari menunggu anaknya main,” ujarnya.
Mereka juga berharap, agar Inclusive Playground di RT 22 Kampung Aren, Kelurahan Api-api, Bontang Utara, atau taman bermain warga itu dapat menjadi contoh untuk kelurahan lain, agar menyiapkan sarana serupa. Sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan akibat anak-anak yang bermain di jalan. (*)
Penulis: Fajri Sunaryo
Editor: Dirhanuddin