Ketua Komisi II DPRD Bontang Minta Sirene Mobil Jenazah Dimatikan, Disebut Ganggu Psikologis Warga


Ketua Komisi II DPRD Bontang minta sirene mobil jenazah dimatikan, disebut ganggu psikologis warga. Bunyi sirene yang hampir setiap hari berbunyi di Bontang, akan mengganggu psikologis dan mengundang kecemasan bagi warga yang sedang melakukan isolasi mandiri (Isoman). Hal tersebut bakal membuat imun tubuh menurun.
Akurasi.id, Bontang – Hampir setiap hari, kasus meninggal akibat Covid-19 di Kota Bontang bertambah, hal itu membuat mobil jenazah sering lalu-lalang di jalan kota, sembari membunyikan sirenenya.
Menurut Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bontang Rustam, bunyi sirene yang hampir setiap hari berbunyi di Bontang, akan mengganggu psikologis dan mengundang kecemasan bagi warga yang sedang melakukan isolasi mandiri (Isoman). Hal tersebut bakal membuat imun tubuh menurun.
“Bunyi sirene mobil jenazah itu bisa mengganggu psikologi masyarakat, saya pun sebagai penyintas merasakan hal itu, bisa sembuh karena imun kita. Jangan sampai seringnya mendengar bunyi tersebut membuat pasien terganggu. Ini berani saya ungkapkan karena saya sudah pernah merasakan itu,” ucap Rustam kepada media belum lama ini.
Dengan demikian, dia akan meminta pada tim penanganan Covid-19 untuk sementara mobil jenazah tidak dibunyikan sirenenya untuk saat ini.
“Saat mengantar jenazah saudara kita untuk tidak membunyikan sirene dulu. Kalau mau dimakamkan jalan saja,” kata Rustam.
Menurutnya, Bontang termasuk kota yang kecil di Kalimantan Timur, yakni memiliki luas kurang lebih 495,57 kilometer persegi. Dengan demikian tingkat kemacetannya pun rendah yang berbeda dengan kota besar yang hampir setiap saat ada titik macetnya. Sehingga memungkinkan untuk menyalakan sirene.
“Kalau ambulans yang membawa orang sakit wajar buru-buru dan membunyikan sirene. Tetapi kalau membawa jenazah saya rasa tidak perlu terburu-buru. Toh pengendara juga tahu kalau mobil jenazah yang lewat akan diberi jalan. Jadi saya rasa dimasa pandemi saat ini disetop dulu (sirene),” mintanya.
Dengan demikian, dia akan diskusikan ini kepada Wali Kota atau Tim Gugus Covid-19 di Kota Taman. Karena menurut dia, menjaga imun dan mengurangi rasa khawatir untuk masyarakat yang sedang melakukan isolasi mandiri menjadi salah satu prioritas saat ini.
“Sekarang Bontang sudah zona merah, artinya banyak warga yang sudah terpapar. Kita juga harus memikirkan psikologi mereka yang sedang menjalani perawatan Isoman,” pungkasnya. (*)
Penulis: Rezki Jaya
Editor: Redaksi