Ratusan Penderita dan Suspek TBC Tersebar di Kota Taman


Akurasi.id, Bontang – Warga Bontang diminta mewaspadai Tuberkulosis (TBC). Karena TBC merupakan penyakit mematikan. Setiap orang tidak boleh meremehkan penyebarannya.
Di Indonesia, TBC menjadi salah satu penyumbang terbesar penyebab kematian. Pada 2018, sebanyak 140 ribu orang meninggal dunia disebabkan TBC.
Di Bontang, TBC masih banyak tersebar di masyarakat. Sebagian sudah tertangani. Namun masih ada yang belum terdeteksi.
Berdasarkan data 2018 dari Dinas Kesehatan (Dinkes) yang dikutip Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Cabang Bontang, sekira 800 penderita dan suspek TBC tersebar di Kota Taman.
Sebanyak 600 orang telah tertangani dengan cara pengobatan sesuai tingkatannya. Namun yang menakutkan, sekira 200 penderita dan suspek TBC belum teridentifikasi.
“(Sekiara) 200 orang tersebut masih bebas berkeliaran di masyarakat,” ujar Ketua PPTI Cabang Bontang, Hapidah Basri Rase, Rabu (6/3/19).
Dia menjelaskan, mayoritas penderita dan suspek TBC merupakan keluarga tingkat prasejahtera. Sebagian besar bermukim di pesisir.
Pada 2020, PPTI Bontang mencanangkan program sosialisasi di kawasan pesisir. Harapannya, penyebaran TBC dapat terdeteksi sejak dini.
Saat ini pihaknya melaksanakan program penyuluhan kepada kader PKK se-Bontang. Setelah itu, kader-kader tersebut diharapkan dapat mendeteksi penderita dan suspek TBC.
“Kader PKK tersebar di masyarakat. Diharapkan (keberadaan mereka) memudahkan pendeteksian TBC,” imbuhnya.

TBC Mudah Menular dalam Satu Keluarga
Yang paling mengkhawatirkan adalah penderita penyakit tersebut berkumpul dalam satu keluarga. Karena penyebaran lewat udara dan batuk, TBC dapat mengakibatkan anggota keluarga menjadi suspek TBC.
Karena itu, ada program dari Dinkes yang diberi nama kontak serumah. Apabila terdapat penderita TBC dalam satu keluarga, maka seluruh keluarga itu harus diperiksa. Tujuannya untuk mengetahui status TBC di keluarga tersebut.
“Agar bisa cepat tertangani dan tidak menular kepada keluarga yang lain,” imbuh Hapidah.
PPTI mengimbau, warga yang terindikasi merasakan gejala-gejala TBC diminta melaporkannya di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) terdekat. Agar segera dicegah penyebarannya.
Di Puskesmas sudah tersedia obat-obatan TBC. Wakil Wali Kota Bontang, Basri Rase menyatakan, selama 6 bulan pemerintah menjamin pengobatan gratis para penderita dan suspek TBC.
Dengan catatan, warga harus mampu memenuhi syarat-syarat administrasi yang diminta oleh pemerintah. (*)
Penulis: Yusva Alam
Editor: Ufqil Mubin