Korban Terkaman Buaya Belum Ditemukan, Pencarian Dibayangi Sergapan Buaya Lain


Akurasi.id, Sangatta – Empat hari sudah Salniah (48) menghilang dari kediamannya di Dusun Tempakul, Desa Muara Bengalon, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Sejak dilaporkan menghilang dengan dugaan menjadi korban penerkaman buaya muara yang berada tidak jauh dari lokasi rumah korban, Senin (2/3/20) lalu hingga dengan Kamis (5/3/20), tanda-tanda keberadaan korban belum juga terendus.
baca juga: Waduh, IRT Diduga Disambar Buaya Saat Masuk Jamban, Keluarga Sampai Libatkan Pawang
Mulai dari personel Polsek Bengalon, tim gabungan Polair, Tagana, dan Basarnas setempat pun ikut diterjun untuk mencari keberadaan korban di Sungai Muara Bengalon yang diduga sebagai lokasi korban diterkam buaya saat mencuci pakaian di jambatan yang bersisian dengan sungai.
Dari upaya penelusuran dan penyisiran, baik di arah hulu dan hilir Sungai Muara Bengalon, tim gabungan belum sedikit pun mendapati tanda-tanda keberadaan korban. Kendati begitu, upaya pencarian dengan cara menjaring buaya di sungai juga sedang terus dilakukan.
Kepala Unit Pos Kamling Jalan Raya (PKJR) Kutim, Muhammad Akbar, yang ikut terlibat dalam upaya pencarian itu menyampaikan, proses pencarian terus dilakukan pihaknya. Warga setempat juga ikut membantu mencari korban di sekitar lokasi kejadian, yakni di areal Sungai Bengalon, Desa Muara.
“Selama tiga hari terakhir kami melakukan pencarian, memang masih nihil. Tetapi kami masih akan terus melakukan pencarian dengan warga. Dari pihak keluarga juga ikut membantu melakukan penyisiran di areal Sungai Bengalon,” ujarnya.
Memasuki pencarian di hari keempat ini, tim gabungan memfokuskan pencarian di pinggiran sungai. Utamanya di sekitar lokasi awal korban diduga pertama kali menghilang, yakni di jambatan rumah korban.
Dalam upaya pencarian ini sendiri, bisa dikatakan cukup menguji adrenalin dan keselamatan. Lantaran, Sungai Muara Bengalon yang jadi tempat korban menghilang, dikenal sebagai salah satu habitat buaya muara yang ada di Kutim.
“Tim memfokuskan pencarian di pinggir sungai, namun tetap berhati-hati karena sepanjang Sungai Muara Bengalon ini memang merupakan habitat buaya muara,” tegas Akbar.
Pencarian terhadap korban terbilang tidak mudah. Ada banyak kendala dan tantangan yang dihadapi tim gabungan. Misalnya, arus sungai yang terbilang deras. Selain itu, di sekitar Desa Muara Bengalon, petugas cukup kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) untuk perahu karet yang digunakan dalam proses pencarian korban.
“Mudah-mudahan tim kami dapat segera menemukan korban,” ucapnya mengakhiri obrolon dengan media ini melalui telepon selulernya.
Kasus Penerkam Buaya Bukan Kali Pertama
Kasus penerkaman oleh buaya yang menimpa Salniah (48), bukan kali pertama terjadi. Sekitar Juli 2019 lalu, kasus serupa juga pernah terjadi. Yang menjadi korban pun tidak jauh-jauh dari kerabat keluarga Salniah. Hal itu diakui Kapolsek Bengalon AKP Zarma Putra yang dikonfirmasi, Rabu (4/3/20) lalu.
“Kasus penerkaman oleh buaya seperti ini pernah terjadi sekitar 7 Juli 2019 lalu. Saat itu, yang jadi korban penerkaman buaya adalah keluarga korban (Salniah),” ungkapnya.
Kepada media ini, AKP Zarma mengakui, kalau lokasi korban menghilang memang menjadi salah satu titik rawan buaya. Karena rumah korban bersisian langsung dengan Sungai Muara Bengalon yang memang menjadi habitat buaya muara di kawasan tersebut.
Pada kesempatan tertentu, misalnya saat musim hujan dan terjadi banjir, tidak jarang warga setempat mendapati adanya buaya muara yang keluar dari sungai. Karenanya, dalam pencarian korban, pihaknya terbilang ekstra berhati-hati.
“Dari tim pencarian juga enggak bisa menyelam. Selain karena memang aliran air sungai yang deras dan terlalu pekat, bahaya dari buaya yang tinggal di sungai juga menjadi kekhawatiran,” tandasnya. (*)
Penulis: Ella Ramlah
Editor: Dirhanuddin