News

Gundah Gulana Pedagang Pasar yang Tetap Eksis di Tengah Wabah Covid-19

Loading

Pedagang pasar
Pasar Induk Sangatta tetap buka meski sepi pengunjung. (Ella Ramlah/Akurasi.id)

Akurasi.id, Sangatta – Dilema kini dirasakan para pedagang pasar. Sebab virus korona yang mewabah hingga pelosok membuat mereka tak mampu berbuat banyak. Mereka memiliki 2 pilihan, diam di rumah namun tak berpenghasilan. Atau tetap eksis berjualan namun nyawa terancam.

Seperti yang dirasakan Triesni, pedagang Pasar Induk Sangatta. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dia mengais pundi-pundi rupiah dengan berjualan daging ayam. Meski pandemi Covid-19 merebak, tak menyurutkan langkahnya tetap berdagang.

baca juga: Masjid Tak Gelar Jumatan Lagi, MUI Jelaskan Hukum Meninggalkan Salat Jumat 3 Kali

“Saya baru hari ini kembali berjualan. Kalau tidak jualan mau makan apa? Belum lagi kalau anak minta jajan,” ungkapnya, saat ditemui Akurasi.id, Jumat (3/4/20).

Jasa SMK3 dan ISO

Sejak pemerintah menyatakan kewaspadaan terhadap virus corona pekan lalu, Triesni mengaku dirinya sempat libur berjualan. Namun karena terdesak dengan kebutuhan harian, ditambah tabungannya semakin menipis, dirinya nekat berjualan kembali.

“Di awal virus corona pedagang sepi dan ini mulai ramai lagi untuk memenuhi kebutuhan juga. Apalagi anak tidak sekolah, uang jajan tambah lagi,” kata Triesni.

Dikatakan Tries –sapaannya-, saat memulai awal berjualan kembali, tidak banyak dagangan daging ayam broiler dibawanya. Lantaran khawatir kondisi pasar masih sepi meskipun harga daging ayam turun.

“Ini bawa sedikit juga sepi pembeli. Padahal harganya turun dari Rp 32 ribu kini cuma Rp 28 ribu per kilogram,” imbuhnya.

pedagang pasar
Salah seorang pedagang bawang tetap membuka lapak di tengah wabah corona. (Ella Ramlah/Akurasi.id)

Senada, pria bernama Hakim, pedagang bawang keliling ini mengaku nekat berjualan meski takut akan bahayanya virus corona. Sebab, kata dia, pasar juga tidak ada yang tutup. Sehingga dirinya tetap berdagang.

“Ya takut. Tapi pasar semua buka jadi jualan tetap terus sebab jika tidak jualan juga bingung mau apa,” akunya.

Hakim mengatakan, sejauh ini sejumlah pasar di Sangatta yang dikelilinginya tidak ada yang tutup. Meski sepi pengunjung, pasar tetap buka seperti biasanya.

“Semua buka meskipun tidak seramai sebelumnya. Bawang juga tetap laku karena sehari juga habis 2 karung dan saya harap jangan sampai pasar tutup,” tambahnya.

Rudi yang kesehariannya menjajakan cilok dan bakso keliling di Sangatta ini pun mengaku sepi pembeli. Biasanya dia berjualan di sekitar sekolah. Namun sejak wabah corona, seluruh sekolah mulai jenjang TK sampai SMA banyak yang tutup.

iklan-mahyunadi-MAJU-KUTIM-JAYA

“Sekolah libur. Kalau hanya di rumah tambah repot. Jadi laku tak laku yang penting keluar jualan. Mau masuk gang susah. Tidak ada keramaian dan anak juga tidak keluar rumah jadi paling jualan ke sekitar pasar,” jelas Rudi.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutim Zaini mengatakan meski dalam kondisi sulit akibat wabah corona pasar tetap buka. Pemerintah kabupaten (pemkab) juga tidak menyatakan kebijakan untuk menutup pasar.

“Pasar tetap buka. Cuma pedagang dan pembeli diimbau mentaati protokol keselamatan covid ini. Seperti jaga jarak, cuci tangan, dan lainnya,” pungkasnya. (*)

Penulis: Ella Ramlah
Editor: Suci Surya Dewi

Artikel Terkait

Back to top button