Mengais Rezeki di Tengah Himpitan Pandemi, dari Bisnis Daring Masker Raih Omzet Jutaan Rupiah


Mengais Rezeki di Tengah Himpitan Pandemi, dari Bisnis Daring Masker Raih Omzet Jutaan Rupiah. Thia, perempuan asal Samarinda ini misalnya, bisa mendapatkan omzet Rp5 jutaan dalam sehari dari keuletannya menangkap peluang bisnis menjual masker secara online.
Akurasi.id, Samarinda – Getaran telepon genggam yang berada tepat disampingnya, membuyarkan mimpi Thia kala sedang menikmati tidur siang. Dengan mata yang masih begitu berat, dia mencoba meraih handphone lalu membuka pesan yang masuk di Inbox Facebook miliknya.
“Mbak, maskernya masih ready kah?”. Begitulah kira-kira isi pesan singkatnya. Mendapati pesan itu, Thia pun menghela napas panjang untuk mengembalikan kesadarannya setelah mengurai lelah dalam tidurnya. Dia kemudian duduk sembari memiringkan badannya ke kiri dan kana. Agar rasa pegal yang menyekat urat-uratnya bisa terurai.
Selepasnya, jari jemari Thia pun lalu mulai membalas satu persatu pesan yang sudah menumpuk di ponselnya. Lewat chat yang ramah, dia membalas setiap pesan yang ada. Begitulah kira-kira aktivitas wanita 34 tahun itu melakoni dunia bisnis online yang kini tengah dia geluti.
Perempuan asal Samarinda itu, kini tengah menggeluti bisnis daring dengan menjadi penjual masker medis online. Bisnis yang dijalankan di rumah itu, telah ditekuni Thia sejak setahun terakhir. Ia bbercerita, pada awalnya, dia menjual masker kain. Namun seiring meningkatnya permintaan, dia pun mulai beralih menjadi penjual masker medis pada umumnya.
Dari mulai masker headloop dan earloop untuk wanita berhijab hingga masker biasa yang dikaitkan ke telinga, pun dia sediakan dalam bisnis jejaring internet itu. Masker yang diperjualbelikan Thia, bergantung dari orderan konsumen. Di balik keterbatasan ruang gerak imbas pandemi, Thia mencoba mencari peluang bisnisnya.
Ibarat dayung bersambut, pilihan pekerjaan yang diambil wanita yang tinggal di Jalan Subulussalam, Samarinda ini, memberikan banyak rezeki baginya. Keuntungan yang didapatkan Thia pun terbilang cukup menjanjikan.
Dalam sepekan terakhir misalnya, omset yang didapatkan Thia naik hingga dua kali lipat. Puluhan kotak masker pun berjibaku di rumahnya, hilang hanya bilangan hari saja lantaran telah diorder pelanggannya. Bahkan omset terbesarnya dalam sepekan terakhir ini mencapai Rp 5,5 juta dalam satu hari.
“Yang paling banyak keluar tanggal 25 Juni kemarin. Ada sekitar 40 kotak masker yang dibeli konsumen. Kalau hari lain biasanya 15 sampai 20 boks per hari,” ungkap Thia kala berbagi cerita dengan wartawan media ini beberapa hari lalu.
Di balik kesulitan dan tantangan atas pandemi Covid-19, selalu ada jalan bagi mereka yang berpikir kreatif dan cekatan. Bisnis masker yang dijalankan Thia, hanya menjadi sebagian kecil dari potret peluang yang bisa ditangkap bagi mereka yang mau berusaha.
Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diperketat Pemerintah Kaltim, memang memberikan pukulan bagi banyak pihak. Misalnya saja, pedagang kaki lima (PKL) yang bisa mengais rezeki di Tepian Mahakam bahkan Polder Air Hitam, kini harus berpuasa untuk berdagang.
Langkah itu diambil Pemprov Kaltim, kendati diakui Gubernur Kaltim Isran Noor, cukup menyedihkan dan sulit. Namun semua terpaksa dilakukan demi menjalankan protokol kesehatan (prokes). Sehingga angka Covid-19 dapat diredam. Terlebih dengan munculnya varian baru wabah tersebut. (*)
Penulis: Devi Nila Sari
Editor: Dirhanuddin