OtomotifTrending

Analisis Jelang Isu Pengumuman Ducati di Mugello Terkait MotoGP 2025

Spekulasi dan Rumor Diantara Tiga Kandidat Utama yang Akan Dipilih Oleh Ducati

Loading

Jakarta. Akurasi.id – Kabar akan adanya pengumuman besar dari tim pabrikan Ducati di seri balapan Italia, di sirkuit Mugello akhir pekan ini, masih menjadi teka-teki mengenai siapa yang akan menjadi rekan setim dari Francesco Bagnaia untuk musim balap MotoGP 2025.

Isu mengenai pembalap kedua bagi Lenovo Ducati untuk 2025, terus menjadi spekulasi dan rumor, tentang siapa yang akan dipilih oleh Ducati diantara tiga kandidat utama, yakni Jorge Martin, Marc Marquez, dan Enea Bastianini. Keputusan ini bukan hanya berdampak pada susunan pembalap Ducati dan satelitnya, tetapi juga pada dinamika bursa transfer pembalap MotoGP secara keseluruhan.

Dimana sampai saat ini ada 16 pembalap utama di grid motoGP, yang belum memiliki kontrak untuk bisa membalap di musim 2025. Baru enam pembalap saja, yang sudah mengamankan kontrak untuk bisa membalap pada 2025, yang diantaranya adalah Francesco Bagnaia di Lenovo Ducati, Fabio Quartararo di Monster Energy Yamaha, Luca Marini di Repsol Honda, Johann Zarco di Castrol-LCR Honda, Brad Binder bersama RedBull KTM, dan Pedro Acosta juga bersama RedBull KTM dengan klausul bisa ditempatkan baik di RedBull GasGas Tech3 maupun RedBull KTM.

Berikut adalah analisa tentang tiga kandidat terkuat untuk bisa dipilih oleh Ducati pada musim 2025 beserta pertimbangannya, yang tentu harus dipikirkan matang-matang oleh prinsipal Ducati, demi bisa menjaga seluruh pembalap-pembalap ini, tetap berada di bawah naungan Ducati.

Jasa SMK3 dan ISO

Kandidat dan Pertimbangannya

  1. Jorge Martin

Jorge Martin, pembalap asal Spanyol yang saat ini membalap untuk Pramac Racing, telah menunjukkan performa yang luar biasa sepanjang musim ini. Sebagai pemimpin klasemen sementara, Martin telah membuktikan dirinya sebagai salah satu pembalap paling kompetitif di grid MotoGP. Ia telah memenangkan beberapa balapan dan konsisten berada di posisi depan.

Keunggulan:

– Performa Konsisten: Martin telah menunjukkan kecepatan dan kemampuan untuk bersaing di level tertinggi.

– Potensi Jangka Panjang: Sebagai pembalap muda, Martin memiliki potensi besar untuk berkembang lebih jauh dan memberikan stabilitas jangka panjang bagi Ducati.

Tantangan:

– Persaingan Internal: Meskin beberapa kali pernah bertandem dengan Francesco Bagnaia di tim dan kelas berbeda, tetapi ada kekhawatiran bahwa Martin dan Bagnaia mungkin akan bersaing terlalu ketat, karena akan adanya ambisi untuk bisa membuktikan siapa yang paling unggul di garasi Lenovo Ducati, yang mana hal ini bisa mengganggu harmoni dari tim.

  1. Marc Marquez

Marc Marquez, yang saat ini membalap untuk Gresini Racing Ducati, adalah pembalap dengan pengalaman dan reputasi luar biasa sebagai Juara Dunia GranPrix delapan kali. Meskipun baru beberapa seri bersama Ducati, Marquez telah menunjukkan kemampuannya untuk beradaptasi cepat dan tetap kompetitif di usianya yang sudah menginjak 30 tahun.

Keunggulan:

– Pengalaman dan Prestasi: Marquez adalah pembalap dengan talenta memukau, gelar juara dunia dan pengalaman luas, yang bisa menjadi aset besar bagi Ducati, baik di dalam maupun di luar lintasan balap.

– Daya Tarik Komersial: Marquez memiliki daya tarik yang besar di pasar, yang bisa meningkatkan nilai komersial tidak hanya bagi tim Ducati, tetapi juga secara brand sepeda motor ini, serta group holdingnya yakni Audi juga akan bisa memanfaatkan dampak bisnis dari persona Marc Marquez.

Tantangan:

-Adaptasi: Meskipun cepat beradaptasi, Marquez masih dalam fase transisi dengan Ducati, yang bisa menjadi faktor risiko. Belum ada setahun Marc Marquez berada di atas motor Ducati, yang tentu masih perlunya banyak data yang harus bisa dipelajari oleh Marc beserta tim pribadinya.

  1. Enea Bastianini

Enea Bastianini, pembalap Italia yang juga bersaing di grid MotoGP, telah menunjukkan bakat dan kemampuan yang signifikan. Meskipun tidak sekuat dua kandidat lainnya dalam hal hasil musim ini, Bastianini memiliki potensi besar.

Keunggulan:

– Kemampuan Mengembangkan Motor: Bastianini dikenal memiliki kemampuan untuk memberikan umpan balik teknis yang baik, yang bisa membantu pengembangan motor.

– Potensi Lokal: Sebagai pembalap Italia, kehadirannya bisa meningkatkan popularitas Ducati di pasar domestik. Bahkan secara sesumbar, “La Bestia” juga menjadi sosok yang dipilih secara pribadi oleh “Pecco”, ketika ditanya siapa pembalap yang cocok untuk mendampinginya di musim balap 2025.

Tantangan:

– Konsistensi: Bastianini perlu menunjukkan konsistensi lebih untuk bersaing di level tertinggi.

Ducati sebagai pemegang kunci, haruslah bijaksana dan mengatur dengan baik strategi yang akan digunakan pada tahun 2025 mendatang.

CEO Ducati Motor Holding, Claudio Domenicali, tak memungkiri pihaknya sedang galau memilih di antara tiga calon rider kedua Ducati Lenovo Team di MotoGP 2025. Ia juga menyatakan, siapa pun yang nanti dipilih, sudah pasti Ducati akan mendapatkan kritik dari banyak pihak.

Ducati sudah mengantongi tiga nama, yakni Jorge Martin yang sedang ada di puncak klasemen dengan 129 poin, serta sang delapan kali juara dunia, Marc Marquez, dan rider Ducati Lenovo Team sendiri, Enea Bastianini. Marquez dan Bastianini menduduki peringkat 3 dan 4, sama-sama mengoleksi 89 poin.

Domenicali menyatakan bahwa perasaan Ducati memang campur aduk mengenai hal ini. Di satu sisi, ini adalah bukti bahwa Ducati memang merupakan pabrikan terbaik di MotoGP. Di lain sisi, mereka jadi kesulitan menentukan siapa rider yang berhak mendapatkan kursi di tim pabrikan.

CEO Ducati Motor Holding, Claudio Domenicali (c) Ducati Corse dukutip melalui GPOne pada Rabu pekan lalu (22/5/2024), Domenicali memberi sinyal bahwa ia akan memasrahkan keputusan kepada General Manager Ducati Corse, Gigi Dall’Igna. Siapa pun yang dipilih Dall’Igna, Ducati akan berusaha tegar menerima kritik dari orang-orang.

“Ini situasi yang terjadi berkat kerja baik yang sudah kami lakukan. Kami pun sadar bahwa keputusan apa pun yang kami ambil, pasti akan ada kritik. Kami tak bisa menepisnya. Kami akan mencoba untuk tidak terlalu terlibat demi menghormati para rider terkait,” ujarnya.

Domenicali juga menyatakan bahwa memilih salah satu di antara Martin, Marquez, dan Bastianini memang sulit. Apalagi ketiganya sama-sama tampil apik dalam lima seri pertama musim ini, mempersembahkan banyak trofi kepada pabrikan asal Borgo Panigale, Bologna, Italia itu.

Di waktu berbeda General Manager Ducati Corse, yakni Luigi Dall’igna juga menyatakan kesulitannya untuk memilih nama yang tepat untuk ditempatkan di garasi tim pabrikan pada 2025.

Tapi mantan Direktur Teknis Aprilia Racing ini, memiliki kisi-kisi soal pertimbangan yang akan diambil dalam memilih pembalap utamanya nanti, yakni melalui sejumlah pendekatan, salah satunya adalah sejarah dari masing-masing para pembalap.

“Ini keputusan yang sangat sulit. Jujur saja, kami tak hanya akan mempertimbangkan hasil balapan mereka sepanjang 2024, melainkan juga sejarah para rider kami. Saya rasa ini penting. Namun, ini benar-benar keputusan sulit, karena ketiga rider ini sama-sama juara hebat. Jadi, kita lihat saja nanti,” ujar Dall’Igna.

Jorge Martin yang berambisi mendapatkan kursi di tim pabrikan, Marc Marquez yang sudah menyatakan kebebasannya untuk menunggangi motor dari tim manapun selama kompetitif, serta Enea Bastianini yang juga hanya perlu pendekatan personal untuk bisa mendapatkan tempat terbaik, sejatinya sudah bisa diformulasikan oleh Ducati, agar nama-nama besar ini bisa tetap berada di atas motor Ducati, pada tahun 2025 mendatang, yang tentu dengan spesifikasi yang bisa mengantarkan mereka ke arah yang lebih kompetitif.

Karena satu kesalahan saja dari Ducati, maka bukan hal yang tidak mungkin dua dari tiga pembalap yang ada, justru akan terlepas dari naungan Ducati, dan berpindah ke tim lain yang juga sudah mengincarnya.

Pengumuman di Mugello

Pengumuman yang dikabarkan akan dilakukan oleh pihak Ducati di gelaran seri balapan Italia di Sirkuit Mugello pada 31 Mei 2024 mendatang, akan menjadi kunci bagi bursa pergerakan pembalap dan tim balap di motoGP, untuk bisa menentukan arah, siapa dan tim mana yang akan saling bekerjasama untuk membalap pada musim 2025 mendatang.

Terlebih ada satu garasi yang saat ini masih kosong yakni Aprilia Racing, pasca pembalapnya yakni Aleix Espargaro mengumumkan untuk pensiun dan menjadikan tahun 2024 ini sebagai musim terakhirnya membalap sebagai pembalap utama di motoGP.

Rotasi bursa pembalap menjadi hal yang sangat dinantikan oleh para penggemar motoGP serta siapa saja yang terlibat dalam penyelenggaraannya. Karena para pembalap dan timnya akan menjadi daya tarik secara kompetisi bagi ajang balap yang sudah diselenggarakan sejak 1949 silam.(*)

Penulis: Tama
Editor: Ani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button